Budidaya Lele Dengan Metode NWS (Natural Water System)


 Budidaya Lele Dengan Metode NWS (Natural Water System)

Budidaya lele telah mengalami berbagai hambatan dan keberhasilan, dan sistem ini diciptakan berdasarkan pengalaman yang cukup lama oleh pelaku utama dengan berbagai perlakuan. Mengingat berbagai sistem yang ditawarkan oleh beberapa ahli dibidang budidaya ikan, khususnya ikan lele ternyata cukup rumit, mahal, dan membutuhkan penanganan khusus. Padahal sebagian besar petani kita adalah petani yang mempunyai lebih dari satu pekerjaan.

Kelebihan sistem ini adalah :
1. Pembudidaya membutuhan sedikit waktu dalam pengelolaannya
2. Tenaga yang dibutuhkan juga tidak banyak
3. Kualitas air akan lebih terkotrol secara alami
4. Biaya sangat murah
5. Penyakit ikan akan terkendalikan secara alami, dan tidak perlu membutuhkan obat-obatan kimia
6. Pakan akan lebih ngirit
7. Hasil panenan minimal FCR : 1

APLIKASI

a. Persiapan air
Pertama air dimasukkan ke kolam dengan ketinggian 70-100 cm. Siapkan bahan-bahan sebagai di bawah ini :
1. Kapur Dolomit (kaptan)/ CaCo3 50 gram/m3
2. Ragi tape/tempe 1 butir/ m3
3. Bekatul yang sudah diayak 10 gram/m3
4. Bakteri Lactobacillus (Yakult) 15-20 ml/m Setelah difermentasi + 5 hari dan ditutup dengan rapat.

b. Persiapan Benih

ciri-ciri benih yang baik adalah :
1. badan gilik ( tidak terlalu kurus),
2. warna tidak pucat,
3. sungut  tidak berwarna putih,
4. gerakannya lincah dan tidak berhenti.
Persiapan benih
persiapan benih sebelum ditebar, siapkan tiga ember  yang diisi + 10 liter air.
1. Ember pertama diisi air bersih.
2. Ember kedua diisi 10 liter air yang dicampur dengan 5-7 tutup botol alkohol 70%.
3. Ember ketiga, berupa air kolam yang akan taburi benih.

Pengelolaan Kualitas Air
1. Seminggu sekali dimasukkan 3 komponen primer yang dibutuhkan air ; ragi tape, kapur dolomit/CaCo3/MIL, bakteri jenis Lactobacillus ( ada di Yakult) dengan perbandingan : 1 butir/50 gr/15 ml per m3;
2. Ikan dipuasakan selama 24 jam ketika perlakuan point 1;
3. Jika ikan kelihatan tidak nyaman (nggandul/nggantung) air dibuang + 20-30 cm lalu masukkan air baru;
4. Kontrol pakan jangan terlalu kenyang pada masa pertumbuhan (usia 0-60 hari) dari masa tebar, serta stabilkan pakan atau kurangi + 10-30% dari jatah pakan ketika memasuki usia 61 hari hingga masa panen.

Hal – hal yang perlu perlu diperhatikan ketika melakukan teknik NWS ini:
1.     Ikan dikatakan nyaman dengan lingkungannya ketika  mereka jarang sekali muncul ke permukaan air, ikan akan muncul ke permukaan dan memenuhi kolam jika diberi pakan
2.    Padat tebar ideal adalah sejumlah 400-600 ekor bibit/m3
Waktu pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari ( matahari harus sudah/masih kelihatan) dengan koposisi pada sore hari pakan lebih sedikit volumenya.
3.    Pemberian pakan pada malam hari harus dihindari karena pada malam hari pencernaan makanan kurang sempurna.
4.    Ikan sehat akan mengeluarkan kotoran bening ke permukaan, jika kotorannya masih seperti warna peletnya kemungkinan ada permasalahan dipencernaan atau kelebihan pakan ( over feeding ), maka solusinya perlu dihentikan pemberian pakannya untuk sementara waktu ( 1-3 hari ) atau volume pakan dikurangi.

Sumber: Adi Sadewa, Komunitas NWS (natural water system)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu