Petunjuk Teknis Persiapan Kegiatan Pendederan Benih Ikan Lele
Petunjuk Teknis Persiapan Kegiatan Pendederan
Benih Ikan Lele
Induk ikan lele
yang telah memijah akan mengeluarkan telurnya pada keesokan harinya. Stadia
telur merupakan output dari aktivitas pemijahan ikan, dimana pada saat menetas
berubah menjadi stadia larva. Telur ikan lele bersifat melekat (adesif) kuat
pada substrat, karena telur ikan lele tersebut memiliki lapisan pelekat pada
dinding cangkangnya dan akan menjadi aktif ketika terjadi kontak dengan air,
sehingga dapat menjadi rusak/koyak ketika dicoba untuk dicabut. Kekuatan
pelekatan tersebut akan menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan telur
(embriogenesis) hingga menetas. Oleh karena itu, untuk mengurangi faktor kerusakan/kegagalan
telur dalam proses penetasan, induk ikan lele yang telah memijah diangkat dan
dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan induk kembali.
Telur- telur ikan
lele yang telah terbuahi ditandai dengan warna telur kuning cerah kecoklatan,
sedangkan telur-telur yang tidak terbuahi berwarna putih pucat atau putih susu.
Lama waktu perkembangan hingga telur menetas menjadi larva tergantung pada
jenis ikan dan suhu. Pada ikan lele, membutuhkan waktu 18-24 jam dari saat
pemijahan.
Sumber Foto: http://www.bibitikan.net
Kolam untuk
penetasan dan Pendederan:
1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar
50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus,
halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak
akan melukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air.
2. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara
kedua ujung lantai, di mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada
lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
3. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air
dipasang saringan yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan
dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari
bahan plastik berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
4. Setiap kolam pendederan dipasang pipa
pemasukan dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan
dengan pipa plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam.
Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.
5. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke
kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring,
tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
6. Kolam pendederan yang baru berukuran
100 x 200 x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
Penyesuaian Kondisi Suhu
Selain oksigen,
faktor kualitas air yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan penetasan
telur adalah suhu. Sampai batas tertentu, semakin tinggi suhu air media
penetasan telur maka waktu penetasan menjadi semakin singkat. Akan tetapi,
telur menghendaki suhu tertentu (suhu optimal) yang memberikan efisiensi
pemanfaatan kuning telur yang maksimal, sehingga ketika telur menetas diperoleh
larva yang berukuran lebih besar dengan kelengkapan organ yang lebih baik dan
dengan kondisi kuning telur yang masih besar. Pada ikan lele, suhu optimum yang
baik untuk penetasan telur adalah sekitar 29-31o C.
Penyediaan Oksigen Terlarut
Selama proses
penetasannya, telur-telur tersebut membutuhkan suplai oksigen yang cukup.
Oksigen tersebut masuk ke dalam telur secara difusi melalui lapisan permukaan
cangkang telur. Kebutuhan oksigen optimum untuk kegiatan penetasan telur ikan
lele adalah > 5 mg/L. Oksigen tersebut dapat diperoleh melalui beberapa
cara, yaitu (1) memberikan aerasi dengan bantuan aerator; (2) menciptakan arus
laminar dalam media penetasan telur; (3) mendekatkan telur kepermukaan air,
karena kandungan oksigen paling tinggi berada dibagian paling dekat dengan
permukaan air. Selain oksigen, untuk keperluan perkembangan, diperlukan energy
yang berasal dari kuning telur (yolk sac) dan kemudian butir minyak (oil
globule). Oleh karena itu, kuning telur terus menyusut sejalan dengan
perkembangan embrio. Energi yang terdapat dalam kuning telur berpindah ke organ
tubuh embrio.
Sumber:
Modul Budidaya
Ikan Lele, BPPP Tegal 2013.
Komentar
Posting Komentar