Prosedur Kerja Persiapan Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok


 Prosedur Kerja  Persiapan Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok


1. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan antara lain scoopnet, ember, serokan, lambit, hapa, batu aerasi, selang aerasi, blower, timbangan digital, mesin pompa air. Bahan-bahan yang digunakan benih ikan nila, garam, kapur dolomit, molase atau gula pasir, probiotik dan obat-obatan.

2. Prosedur Kerja Penyiapan Wadah

a. Bak dibersihkan dan dijemur selama sekitar 12 jam. 

b. Bak diisi dengan air sumur setinggi 80 cm (Diameter bak 4 m = volume air 10 m3 ). Contoh menghitung volume air bak bulat bulat diameter 4 meter yang diisi air setinggi (t) 80 cm. Panjang jari-jari bak (r = 2 meter) = π x r2 x t = 3,14 x 22 x 0,8 = 10,048 m3 atau kita singkat 10 m3 .

c. Mesin blower dan sistem aerasi mulai dinyalakan secara terus menerus.

3. Prosedur Kerja Jika Benih dari Luar

a. Jika benih nila yang akan digunakan berasal dari lokasi lain dan tidak diproduksi sendiri secara terkontrol di dalam bak, maka perlu dikondisikan lebih ekstra dibandingkan dengan benih dari lokasi sendiri. 

b. Jika benih nila dari tempat lain tersebut berasal dari kolam tanah, maka setidaknya perlu penanganan sekitar seminggu. Semua ini bergantung pada kondisi fisik benih akibat pemanenan, penanganan saat grading, dan penanganan saat transportasi. Setidaknya satu hari sebelum benih datang, sebaiknya telah disiapkan wadahnya. Wadah diisi air setinggi setengahnya dan diaerasi. Benih yang baru datang, tidak langsung ditebar ke dalam bak, melainkan disesuaikan suhunya antara di dalam kantong packing dengan suhu air di dalam wadah pemeliharaan setidaknya 15 menit. Tindakan ini disebut aklimatisasi suhu. 

c. Jika Anda memiliki wadah khusus untuk penanganan benih dan memiliki bak untuk pembesaran, maka Anda dapat melakukan kegiatan penyiapan benih dan penyiapan media dalam waktu yang sama di tempat berbeda. Namun jika wadah yang Anda punya terbatas, maka penyiapan media dilakukan setelah kondisi benih sehat dan langsung di wadah penyiapan benih. Inilah yang disebut sebagai metode kedua. Jenis bahan yang digunakan dan dosis bahan yang digunakan untuk metode pertama dan kedua adalah sama. Metode kedua ini dimaksudkan untuk membantu pembudidaya yang memiliki keterbatasan wadah dan memandu agar benih yang digunakan untuk pemeliharaan betulbetul dalam kondisi prima.

4. Penanganan Benih Sebelum Dipelihara di dalam Media Bioflok 

Mengingat bahwa kondisi kesehatan benih adalah salah satu kunci keberhasilan budidaya, maka beberapa langkah berikut untuk diperhatikan: 

a. Bak sudah disiapkan dalam kondisi bersih dan steril. 

b. Air di dalam bak sudah disiapkan dengan air sumur setinggi 40 cm dan diaerasi. 

c. Garam dimasukkan dengan dosis 1 kg/m3 . 

d. Benih ditebar dengan populasi 1.000 ekor per bak. 

e. Biarkan selama 1-2 jam dan kemudian buang air dasar sebanyak 50-60%. 

f. Biarkan selama 1-2 jam lalu tambahkan air sampai dengan volume 10 m3

g. Dosis pemberian pakan sekitar 1% dari biomass ikan. 

h. Besok hari, lakukan pembuangan air sebanyak10-20%. 

i. Masa penanganan benih dilakukan selama 4 hari.

j. Jika setelah 4 hari kondisi sehat, maka penyiapan media bioflok sudah dapat dilakukan. 

k. Jika setelah 4 hari kondisi benih masih belum sehat karena terserang parasit/bakteri perlu dilakukan pengobatan lanjutan. 


Sumber:  Standar Operasional Prosedur Pembesaran Ikan Nila Dengan Teknologi Bioflok, BBPAT Sukabumi Tahun 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu