Penanganan dan Pengolahan Baby Fish Krispi Rendah Lemak
Penanganan dan Pengolahan Baby Fish Krispi Rendah Lemak
Pengolahan baby
fish goreng krispi sudah berkembang di masyarakat, namun demikian produk yang
dihasilkan masih memiliki kekurangan yaitu tingkat kerenyahan yang masih
rendah, serta kandungan minyak yang tergolong tinggi (45-55%) sehingga mudah
tengik selama distribusi dan pemasarannya. Tingginya kadar lemak tersebut
disebabkan karena masih banyaknya minyak yang terperangkap dalam tubuh ikan,
karena selama pengolahan tidak dilakukan penirisan minyak. Penirisan minyak
dengan spinner telah mereka coba, akan tetapi mengakibatkan ikan hancur dan patah
kepalanya sehingga rendemen yang diperoleh sangat rendah.
Teknologi
pengolahan baby fish ikan nila ini bertujuan untuk memperbaiki teknik
penanganan dan pengolahan yang ada di masyarakat. Penggunaan tepung penyalut
meningkatkan tekstur sehingga baby fish goreng tetap utuh, dan tidak mudah
patah ketika di”putar” (spinning) untuk menghilangkan minyaknya. Penirisan
menggunakan spinner dapat mengurangi kandunganminyak produk sehingga
memperbaiki rasa dan masa simpan produk. Penggorengan ikan sebanyak dua kali
meningkatkan kerenyahan produk baby fish goreng krispi.
Dalam pengolahan
baby fish diperlukan penanganan yang hati-hati dan cepat, agar produk masih dalam
kodisi prima ketika sampai ke konsumen. Hal ini disebabkan karena ikan yang
berukuran kecil akan lebih cepat mengalami kemunduran mutu akibat aktivitas
enzim dan bakteri. Ikan ukuran kecil cenderung mempunyai pH yang lebih tinggi
setelah ikan mengalami rigormortis sehingga menyebabkan aktivitas pertumbuhan
bakteri yang lebih tinggi. Selain itu ikan ukuran kecil juga mudah mengalami
kerusakan fisik karena teksturnya yang lebih lunak. Penanganan baby fish dalam
bak penampung/kolam akan menjaga baby fish masih dalam kondisi yang bagus sebelum
dilakukan preparasi atau penyiangan. Teknologi ini dapat dijadikan bahan
penyuluhan bagi masyarakat sehingga bermanfaat dalam meningkatkan nilai tambah
produk menjadi produk berdaya saing tinggi.
Aplikasi Teknis/Persyaratan Teknis yang dapat dipertanggungjawabkan
Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi Pengolah harus mempunyai
1.
Kolam atau bak fiber glass untuk menampung baby fish yang masih hidup
2.
Meja Preparasi dan pisau kecil untuk menyiangi baby fish
3.
Freezer atau mesin pembeku untuk baby fish beku
4. Deep fryer atau wajan beserta kompornya untuk penggorengan baby fish goreng
5.
Mesin spinner untuk mengeluarkan (“memeras”) minyak setelah digoreng
6.
Kemasan yang sesuai untuk produk baby fish beku dan goring
Uraian Lengkap dan detail SOP
Penanganan Baby Fish Beku
Bahan
Untuk
mendapatkan produk yang bermutu baik, pengolahan ikan sebaiknya berawal dari baby
fish yang masih hidup, sehingga kondisi kesegaran ikan masih sangat prima. Oleh
karena itu usaha pengolahan baby fish beku harus memiliki kolam penampungan
baik berupa kolam permanen yang terbuat dari semen atau bak fiber glass, yang
diletakkan berdekatan dengan meja preparasi. Baby fish baru dimatikan ketika
akan diolah, sehingga ikan memiliki kenampakan yang cemerlang, hitam mengkilap
keperakan sesuai dengan jenisnya. Permukaan tubuh tidak berlendir, sisik tidak
mudah lepas, perut padat, utuh, lubang anus tertutup, mata ikan masih cembung,
tekstur ikan kenyal, bau segar dan tidak amis. Peralatan lain yang diperlukan
adalah ember, meja preparasi, pisau kecil yang ujungnya tajam, timbangan, serta
alat pembeku.
Mematikan ikan
Pengolahan baby
fish yang masih hidup dimulai dengan mematikan ikan. Mematikan ikan sebaiknya
dengan menggunakan kejutan/ shock pada suhu rendah dengan cara merendam dalam
air es pada suhu 4-5oC selama 5-7 menit. Dengan perendaman ikan pada suhu tersebut
ikan tidak meronta-ronta dan tidak kehilangan tenaga yang akan berpengaruh terhadap
mutu sensorinya. Mematikan ikan dengan es, selain dapat mematikan ikan dengan
cepat juga menjaga suhu ikan tetap dingin selama di preparasi. Karena sifatnya
yang mudah busuk, maka jumlah ikan yang dimatikan dan dipreparasi harus
mempertimbangkan jumlah tenaga yang akan menyiangi ikan. Ikan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 30 menit setelah dimatikan. Oleh karena itu jumlah ikan
yang dimatikan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan jumlah pekerja,
sehingga ikan dapat ditangani dengan mutu yang tetap terjaga.
Penyiangan
Penyiangan ikan
sebaiknya dilakukan di atas meja yang terbuat dari stainless steel yang di atasnya
dilengkapi dengan saluran air dan kran. Adanya saluran air di atas meja
preparasi tersebut membuat ikan setelah disiangi segera dapat dicuci. Namun
apabila tidak ada meja
preparasi dapat
menggunakan meja yang dilapisi dengan keramik, sehingga mudah untuk diberihkan.
Penyiangan baby fish segar dilakukan dengan cara mengeluarkan isi perutnya. Pengeluaran
isi perut dilakukan dengan cara menusuk perut ikan dengan menggunakan cutter atau
pisau kecil yang ujungnya tajam. Ikan kemudian ditekan perutnya sehingga isi perut
keluar. Isi perut sebaiknya segera dipisahkan dari ikan agar tidak menjadi
sumber kontaminan. Ikan selanjutnya dicuci sehingga bebas dari kotoran dan isi
perut. Pencucian
dilakukan dengan
menggunakan air dingin (suhu 10-15oC) agar rantai dingin tetap terjaga.
Ikan yang sudah
bersih kemudian ditaruh di atas keranjang, yang di bagian dasarnya sudah diberi
es curai. Pemberian es dimaksudkan untuk mempertahankan suhu ikan tetap dingin
ketika dilakukan pengemasan. Jumlah es yang diberikan harus sebanding dengan jumlah
ikan yang didinginkan. Pada prinsipnya jumlah es yang diberikan harus mampu menurunkan
suhu ikan hingga 0oC. Pada suhu rendah aktivitas enzim dan pertumbuhan mikroba
yang menyebabkan pembusukan akan terhambat. Kondisi yang dingin ini menyebabkan
kemunduran mutu ikan berjalan jauh lebih lambat sehingga ikan tetapsegar dalam
jangka waktu lama. Penggunaan rantai dingin merupakan hal yang mutlak diperlukan
selama preparasi hingga pengemasan. Keteledoran dalam menerapkan system rantai
dingin dapat berakibat penurunan mutu baby fish yang dihasilkan. Penurunan mutu
baby fish berakibat terhadap menurunnya nilai gizi dan mutu sensori ikan,
terutama rasa dan tekstur ikan serta kerusakan fisik ikan.
Pengemasan
Baby fish yang
sudah disiangi dan dicuci bersih selanjutnya dikemas dan disusun satu per satu
sehingga kenampakannya menarik. Selama pengemasan ikan harus dipertahankan pada
suhu rendah dengan menambahkan es di atasnya. Pengemasan dilakukan dengan cara
mengatur baby fish dalam kemasan styrofoam yang berbentuk piring, yang alasnya dilapisi
plastik atau bahan pelapis lainnya. Kemasan piring styrofoam tersebut sebaiknya
tidak mempunyai banyak lekukan sehingga memudahkan dalam penyusunan baby fish yang
diatur satu demi satu sedemikian rupa, sehingga ikan tersusun rapi dan dapat memberikan
penampilan lebih menarik. Styrofoam yang sudah ada ikannya kemudian ditutup
dengan menggunakan plastik tipis /wrapping, sehingga ikan yang telah disusun rapi
tidak berantakan ketika disusun dalam mesin pembeku. Agar kemasan lebih menarik
baby fish yang sudah beku dapat dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang sudah
diberi label yang menarik, sehingga ikan dikemas dengan double pack. Setiap
kemasan berisi 250
atau 300 g baby
fish. Piring styrofoam dapat pula dikemas kembali dengan menggunakan kemasan
sekunder menggunakan kantong plastik yang sudah diberi label yang menarik kemudian
di-seal dan dibekukan. Plastik yang digunakan sebaiknya dari bahan yang tahan
terhadap suhu
dingin jenis Low Density Polyethylene (LDPE).
Pembekuan
Baby fish dapat
diawetkan dengan dengan cara pembekuan dengan menurunkan suhu dari 0oC sampai
-18oC, atau lebih rendah. Pembekuan dapat dilakukan dengan menyimpan baby fish ikan
nila yang sudah di kemas ke dalam freezer atau cold storage. Namun ke dua alat
tersebut sebetulnya bukan merupakan alat pembekuan untuk produk perikanan yang
disarankan. Proses pembekuan dengan menggunakan freezer atau cold storage akan
memerlukan waktu lama. Dalam industri besar biasanya pembekuan dilakukan menggunakan
alat pembeku contact plate freezer atau air blast freezer. Apabila suhu penyimapan
dapat stabil pada suhu -18oC baby fish beku dapat disimpan sampai 6 bulan.
Gambar 1. Diagram alir pengolahan Baby Fish beku
(2) Baby Fish Goreng Krispi
Baby fish goreng
krispi diolah dari ikan yang masih hidup, sehingga mempunyai rasa yang enak dan
gurih karena belum terjadi proses kemunduran mutu. Cara penyimpanan ikan hidup,
cara mematikan, cara penyiangan, pencucian, serta cara penanganan ikan sebelum digoreng
dilakukan seperti pada pembuatan baby fish beku, agar mutu dan kesegaran ikan tetap
terjaga. Selain mempertahankan rasa, menjaga mutu ikan tetap segar dimaksudkan agar
saat dilakukan penggorengan, baby fish tidak lengket satu sama lain sehingga bentuknya
masih utuh dan kenampakannya menarik.
Perendaman dalam bumbu
Baby fish yang
sudah disiangi dan dicuci bersih kemudian direndam dalam larutan garam 1,5 %,
bawang putih 2% dan lada 0,5 % selama 15 menit, sehingga bumbu masuk ke dalam daging ikan. Bumbu yang digunakan untuk
perendaman dapat divariasi, sesuai dengan selera. Ikan yang sudah direndam
dalam bumbu kemudian ditiriskan untuk selanjutnya digoreng.
Penggorengan
Penggorengan
dapat dilakukan dengan menggunakan wajan atau deep-fryer. Penggorengan secara deep frying selain dapat
mengendalikan suhu penggorengan juga ikan tidak akan lengket di bagian dasar
alat penggorengannya. Wajan yang digunakan sebaiknya berukuran besar dan
terbuat dari bahan yang berlapis teflon, sehingga ikan tidak lengket di dasar
wajan ketika digoreng. Penggorengan baby fish harus menggunakan minyak dengan
jumlah yang cukup untuk merendam semua ikan terendam dalam penggorengan.
Penggorengan
diawali dengan memanaskan minyak sampai suhu sekitar 140oC, kemudian ikan
dimasukkan. Ikan kemudian dibiarkan dalam penggorengan tanpa diaduk selama beberapa
menit agar permukaan ikan kering. Pengadukan sebelum permukaan ikan kering akan
menyebabkan ikan hancur yang berpengaruh terhadap kenampakan baby fish goreng.
Setelah permukaan ikan menjadi kering, dilakukan pengadukan secara perlahan lahan
sampai ikan benar-benar kering yang ditandai dengan suara yang bergemringsing ketika
di aduk atau tekstur ikan mudah untuk dipatahkan. Baby fish kemudian diangkat dari
penggorengan dan ditiriskan. Lama waktu penggorengan yang diperlukan untuk mendapatkan
ikan sampai kering berkisar antara 10-15 menit.
Untuk
mendapatkan baby fish yang krispi, ikan digoreng 2 kali. Ikan yang sudah
digoreng kering, kemudian didinginkan
selama beberapa jam atau sampai dingin. Pendinginan dimaksudkan agar air yang
terikat terlepas sehingga ketika dilakukan penggorengan kembali air mudah
menguap. Pengorengan kedua juga dimaksudkan untuk memperoleh tulang ikan yang
lunak, serta tekstur ikan yang lebih renyah dan kering, dengan kadar air ikan
cukup rendah (sekitar 2-3%), sehingga daya awet produk lebih tinggi. Apabila penggorengan
baby fish kurang kering, maka produk akan mudah ditumbuhi kapang/ jamur.
Penggorengan ke dua dilakukan setelah membalur ikan dengan tepung. Baby fish yang
telah digoreng dibasahi dengan telur yang sudah diberi sedikit air, kemudian ditaburi
dengan tepung. Untuk mendapatkan tepung yang krispi maka formulasi tepung yang
digunakan adalah sebagai berikut : tepung beras 1 000 g, tepung tapioka 600 g, tepung
terigu 100 g, maizena 100 g, lada 9 g, baking soda 18 g, bumbu perisa 36 g.
garam 45 g. Setiap 1 kg ikan dibalur dengan 200 g tepung, ikan diaduk aduk
sehingga seluruh permukaan ikan tertutup oleh tepung. Ikan kemudian digoreng
dengan minyak panas (suhu 160oC) selama 5-7 menit. Penggorengan ke dua
dilakukan sampai ikan benar benar kering yang ditandai dengan tidak adanya
gelembung udara yang keluar pada saat penggorengan.
Penirisan Minyak dengan Mesin Spinner
Untuk mengurangi
minyak yang terperangkap pada tubuh ikan, baby fish yang baru diangkat dari
penggorengan dilakukan sentrifugasi dengan menggunakan mesin spinner yang
terbuat dari bahan stainless steel food grade (304). Pengeluaran minyak dengan menggunakan
mesin spinner dilakukan dalam kondisi panas. Hal ini disebabkan minyak lebih
mudah dikeluarkan karena pada kondisi panas kekentalan minyak lebih rendah, sehingga
mudah dikeluarkan dengan sentrifugasi. Penirisan minyak dengan menggunakan mesin
spinner dilakukan selama 2-3 menit, sudah cukup untuk dapat mengeluarkan minyak
yang terperangkap dalam badan ikan. Perlakuan sentrifugasi dapat mengurangi kadar
lemak baby fish goreng dari kadar lemak sekitar 54-55 % menjadi 31-32%.
Pengemasan.
Baby fish yang
sudah ditiriskan minyaknya kemudian dikemas dengan menggunakan kemasan yang kedap udara. Berbagai kemasan
yang dapat digunakan adalah plastik, aluminium foil, kemasan concrate atau
plastik mika yang berbentuk tabung. Sebaiknya plastik yang digunakan untuk
mengemas baby fish goreng krispi mempunyai ketebalan 0,8- 1 mm, hal ini selain dapat melindungi
produk dari kerusakan fisik, juga dapat mencegah terjadinya penetrasi uap air.
TIM PENEMU :
1. Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS (theresiadwi@yahoo.com)
2. Syamdidi, M.App.Sc
3. Diah Ikasari, M.Biotech
4. Ir. Ijah Muljanah, MS
Sumber : Buku Rekomendasi
Teknologi Kelautan dan Perikanan Tahun
2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Komentar
Posting Komentar