Fermentasi Ampas Tahu Untuk Pakan Ikan Berprotein Tinggi
Fermentasi
Ampas Tahu Untuk Pakan Ikan Berprotein Tinggi
Tahu
sebagai lauk pauk dan makanan kecil yang bergizi sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Dengan memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi pada
ampas tahupun masih memiliki kegunaan yang cukup baik bagi ikan.
Kedelai
merupakan bahan dasar pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan dalam pembuatan
tahu ini, tidak kesemua bagiannya dapat diolah menjadi tahu. Bagian kedelai
yang tidak dapat diolah menjadi tahu, disebut ampas tahu. Di industri–industri
tahu, ampas tahu dianggap limbah dan tidak memilliki nilai ekonomis, sehingga
banyak sekali industri tahu yang membuang ampas tahu dsembarang tempat tanpa
ada pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan harga jual ampas tahu. Hal
inilah yang kemudian hari menimbulkan masalah sosial yang seakan susah untuk
terselsaikan.
Padahal
dengan melakukan pengolahan lebih lanjut, ampas tahu akan menjadi barang yang
sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ampas tahu dapat diolah
menjadi kerupuk ampas tahu maupun pakan buatan ikan yang berbahan dasar ampas
tahu. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi pada kedelai, jelas ampas tahu
juga memiliki kandungan protein yang tinggi pula. Protein sangat dibutuhkan
oleh tubuh untuk pertumbuhan, energi, dan lain–lain.
Pengolahan
ampas tahu sebagai bahan dasar pakan buatan untuk ikan lele, sekarang ini
sedang dikembangkan dan diterapkan pada budidaya lele, khususnya budidaya lele
organik. Ampas tahu selain memiliki kandungan protein yang tinggi, juga harga
bahan, biaya produksi, dan proses produksinya murah meriah. Menurut Setyono
(2010;2), harga per kilogram ampas tahu ialah Rp. 500;- dan pembuatannya pun
relatif mudah jika dibandingkan dengan pembuatan pakan sejenisnya.
Pembuatan
pakan dari ampas tahu menggunakan proses fermentasi. Proses fermentasi ialah
proses penguraian struktur bahan organik dan pengawetan suatu bahan dengan
bantuan fungi atau cendawan dan bakteri. Selain menguraikan bahan organik,
hasil dari proses fermentasi juga menghasilkan kandungan alkohol dalam ampas
tahu tersebut. Kandungan alkohol yang dihasilkan pada proses fermentasi ampas
tahu, lebih kecil jika dibandingkan dengan kandungan alkohol pada proses
fermentasi bahan lainnya seperti anggur, beras ketan dan lain – lain.
Kandungan
alkohol yang terdapat dalam ampas tahu ini, memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kekurangannya ialah pakan berbahan dasar ampas tahu tidak boleh diberikan pada
organisme yang akan dijadikan indukan maupun calon induk, hal ini akan
menetralkan gonad sang calon induk. Dan adapun kelebihannya ialah pakan ini
dapat digunakan sebagai bahankimia alternatif pengganti hormon tirosin untuk
proses sexreversal. Hormon untuk proses sexreversal sangat berbahaya
penggunaannya dan sekarang ini telah dilarang penggunaannya. Penggunaan hormon
untuk proses sexreversal dalam proses sexreversal akan berakibat fatal bagi
yang mengkonsumsi ikan yang telah disexreversal, terutama wanita, karena dapat
merangsang peningkatan hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan.
Sexreversal bertujuan untuk menyamakan gender ikan budidaya agar pertumbuhan
ikan budidaya menjadi lebih cepat.
Pemberian
pakan ampas tahu ini, hanya dapat diberikan pada ikan untuk pembesaran dan
sexreversal saja. Pakan ini sangat disukai oleh ikan lele, hal ini dengan yang
diungkapkan Setyono (2010;5) ikan lele sangat menyukai pakan yang berbahan
dasar ampas tahu karena pakan ini memiliki aroma yang sama dengan pakan buatan
pabrik ternama (pakan buatan yang digemari ikan lele) dan juga kandungan
proteinnya tinggi.
Pakan
ampas tahu yang diberikan kepada ikan lele, menurut penilitian terbaru, pakan
ini dapat menyamakan pertumbuhan ikan sekitar 80 %. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi tingkat kanibalisme pada ikan lele. Pemberian pakan ampas tahu
merupakan pakan pokok dalam budidaya, sedangkan untuk pakan tambahan digunakan
pakan buatan pabrik.
Pakan
berbahan dasar ampas tahu memiliki banyak kelebihan, diantaranya mengurangi
dampak pencemaran lingkungan akibat limbah ampas tahu, mengurangi biaya
produksi budidaya, dan sebagai bahan alternatif yang aman untuk proses
sexreversal. Untuk mengembangkan pemanfaatan ampas tahu sebagai pakan buatan
untuk ampas tahu, perlu adanya perhatian dari pemerintah kepada masyarakat dan
industri tahu. Perhatian tersebut dapat dalam bentuk pelatihan-pelatihan maupun
penyuluhan. Tidak hanya itu sebaiknya pemerintah juga menbimbing kelompok tani
pembudidaya ikan lele untuk memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan dasar
pembuatan pakan lele.
Dengan
melakukan pengolahan lebioh lanjut, ampas tahu akan memiliki nillai ekonomis
yang cukup tinggi. Pengolahan ampas tahu dapat berupa kerupuk, makanan ringan
maupun bahan dasar pakan ikan. Dalam dunia budidaya sekarang ini, pakan ampas
tahu merupakan pakan alternatif yang sedang diminati para petani. Pakan ampas
tahu selain biaya produksinya rendah disbanding pakan sejenisnya, pakan ampas
tahu ini juga dapat mempercepat pertumbuhan ikan. Menurut hasil penilitian
terbaru, karena proses pembuatan pakan ampas tahu dengan fermentasi, dalam
pakan ini mengandung yang alkohol. Kandungan alkohol dalam pakan ampas tahu ini
dapat menggantikan fungsi hormon untuk proses sexreversal untuk proses sex
reversal.
Penggunaan
hormon untuk proses sexreversal secara berlebihan akan memberikan dampak yang
kurang baik bagi konsumen pengkonsumsi daging ikan yang pembudidayaan secara
sex reversal dengan hormon untuk proses sexreversal. Dampak dari penggunaan
hormon untuk proses sexreversal ini antara lain jumlah hormon untuk proses
sexreversal dalam tubuh organisme penmgkonsumsi akan berlebih, sehingga sifat
kejantanan dari organisme akan lebih mendominasi. Hal ini sangat berbahaya bagi
manusia, misalnya wanita karena mengkonsumsi ikan yang disexreversal dengan
hormon dapat menghilangkan ciri kewanitaannya, begitu juga pada laki-laki.
Nilai
Gizi Ampas Tahu
Ampas
tahu lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan kacang kedelai. Protein ampas
tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam
keadaan mentah karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas
tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu: Fe 200-500
ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co < 1 ppm dan Zn > 50 ppm.
Ampas
tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air
yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu basah tidak
tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari, sehingga
ternak tidak menyukai lagi. Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0-15,5%
sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas tahu segar.
Sumber : http://mediapenyuluhanperikananpati.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar