Teknologi Penyediaan Pakan Alami (Cacing Sutera)
Teknologi Penyediaan
Pakan Alami (Cacing Sutera)
Usaha pembenihan ikan kini
semakin berkembang di masyarakat. Seiring dengan itu kebutuhan pakan alami
cacing sutra cukup besar sehingga tidak dapat dipenuhi dari tangkapan alam.
Pembenih ikan lele dan ikan gurame di Yogyakarta, misalnya, setiap harinya
membutuhkan pakan alami cacing sutra sebesar 500-600 liter/hari. Melihat
potensi tanah di Dusun Gancahan yang secara alami bisa menghasilkan cacing pada
beberapa tempat, maka Asosiasi Cacing Sutra Yogyakarta (ACY) melalukan kegiatan
yang bermanfaat dimasyarakat yaitu budidaya cacing sutra dimana produksi yang
dapat dihasilkan oleh asosiasi sebanyak 125-150 liter/hari.
Usaha ini diharapkan dapat
memenuhi ketersediaan pakan alami bagi pembenihan lele dan gurame sepanjang
tahun mengingat kondisi saat ini pakan tersebut hanya dapat terpenuhi pada saat
musim kemarau yang ditangkap atau dikumpulkan dari daerah pinggiran aliran
sungai. Pada saat musim hujan, cacing sutra hilang terbawa arus aliran sungai.
Dengan berjalannya budidaya pakan alami untuk larva/benih ikan ini maka dapat
memenuhi kebutuhan tanpa ketidaktergantungan pada pabrik pakan sekaligus
mendapatkan keuntungan akan pakan murah dan berkualitas baik ACY telah
memproduksi dengan kapasitas produksi mencapai 2 ton/hari dan mampu memenuhi
kebutuhan pakan ikan alami untuk keperluan 63 kelompok pembenih ikan lele dan
gurame. ACY beranggotakan sebanyak 45 orang yang berasal dari kota Yogyakarta,
kabupaten Kulon Progo, Sleman dan Bantul, berlokasi di Gancahan VII, Sidomulyo,
Godean, Sleman, Yoyakarta. Lahan yang digunakan untuk membudidayakan pakan
alami cacing sutra seluas 10.500 meter persegi dan dipasarkan dengan harga Rp
12.000,-/liter. Fasilitas yang digunakan terdiri dari kolam permanen (terpal) 3
meter x 5 meter sebanyak 6 kolam sebagai tandon air. Pemupukan kolam dengan
pupuk organik kering dari kotoran ayam atau burung puyuh (fermentasi) dan diisi
air dari sumur bor selama 2-3 hari. Kemudian diberikan tetes tebu sebanyak 4
liter sambil air dari kolam dialirkan lahan budidaya secara perlahan. Budidaya
cacing sutra pada luasan 300 meter persegi menghasilkan panen sebanyak 4-7
liter/hari, sehingga dari lahan 1 hektar baru dapat menghasilkan 125- 150
liter/hari. Pemanenan dilakukan setiap hari pada pagi hari dan dipanen secara
langsung pada tanah yang tampak banyak cacingnya, kemudian dibiarkan selama 2
jam pada ember plastik agar cacing terpisah dari substratnya (tanah yang
menempel). Setelah bersih cacing ditempatkan pada akuarium dengan aerasi
(gambar) dan siap dipasarkan.
Sumber:
Buku Perbenihan Akuakultur Dalam https://kkp.go.id/djpb/artikel/395-perbenihan-akuakultur
Komentar
Posting Komentar