Penyakit Infeksius Pada Ikan Kerapu
JENIS PENYAKIT INFEKSIUS
PADA IKAN KERAPU
Salah satu permasalahan yang timbul
pada budidaya ikan kerapu adalah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan
kematian. Pada ikan kerapu yang mati biasanya banyak ditemukan penyakit
(bakteri, parasit, jamur dan virus).
Ikan yang terserang suatu penyakit menjadi tidak normal karena salah
satu atau beberapa organ tubuhnya terganggu atau mengalami perubahan baik
secara struktural maupun secara fungsional. Sumber penyakit terdiri dari virus,
bakteri, parasit dan sumber lain yaitu kekurangan nutrisi dan menurunnya
kualitas air
Penyebab
penyakit dibagi dalam dua golongan yaitu non hayati yang bersifat non infeksius
dan hayati yang bersifat infeksius. Penyebab penyakit non hayati terutama
perubahan kualitas air seperti perubahan kadar oksigen, temperatur, pH,
salinitas, biotoksin (toksin alga, zooplankton, mikotoksin), adaya pollutan,
kepadatan tinggi, pakan yang kurang tepat, kekurangan vitamin dan kelainan
genetik. Penyebab penyakit hayati ditinjau dari tingkat intensitas serangan,
kerugian dan kesulitan pengendalian adalah yang disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa, jamur dan parasit.
Jenis
Penyakit Infeksius
11.
Bakteri
Gejala klinis ikan
terserang bakteria adalah: gerakan ikan lemah, produksi lendir berkurang setelah
ikan yang terinfeksi mengeluarkan lendir yang berlebihan, Timbul pendarahan dan
nekrosa pada tempat infeksi, luka (ulcer) pada tempat infeksi.
Beberapa bakteri
menyebabkan rontok pada insang dan sirip, timbul ascites (semacam benjolan). Bengkak pada perut dan mengeluarkan
cairan kuning darah (dropsy), mata
menonjol (exophthalmos). Beberapa
bakteri dapat menghasilkan “tubercle”
atau “granuloma” pada bagian tubuh
yang terinfeksi. Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri yaitu:
a)
Penyakit
luka bernanah
Merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang ikan
pada pembesaran di KJA dan dapat menyebabkan kematian masal.
Gejala Klinis: penampakan pada kasus kronis memperlihatkan adanya
pembengkakan atau luka – luka kemerahan pada permukaan tubuh. Organ intenal
memperlihatkan pembengkakan gelembung renang dan pendarahan pada hati.
Penyebab: Bakteri Vibrio alginolyticus
b)
Penyakit
Sirip Busuk
Gejala Klinis: penampakan awal terlihat pada
perubahan warna kulit menjadi pucat keabu –abuan. Pada luka terjadi pengikisan
yang diikuti dengan pendarahan. Berkembangnya penyakit dapat menyebabkan sirip
rontok / hilang.
Penyebab:
Baktei flexibacter sp. Dapat diperparah dengan
infeksi skunder bakteri vibrio sp.
c)
Penyakit
Insang Busuk
Munculnya penyakit ini, umumnya
disebabkan oleh kondisi lingkungan. Minimnya oksigen dan tingginya amoniak
dalam air merupakan faktor penyebab mewabahnya panyakit ini.
Gejala Klinis:
dicirikan pada
penampakan warna kekuningan pada filamen insang dan membusuk. Terdapat luka
pada epitelium yang berakibat pada
pengerasan dan penggabungan lamella dan filamen. Lamella insang menjadi busuk
dan gripis
Penyebab:
flexibacter sp. Cytophaga sp. atau Flavobacterium sp.
d)
Penyakit
Vibriosis
Merupakan penyakit yang paling umum
menyerang ikan laut. Bersifat oportunistik yang dapat menimbulkan penyakit,
jika kondisi ikan stress.
Gejala Klinis:
penampakan awal
terlihat luka – luka borok, pada seluruh tubuh bahkan terjadi keracunan darah.
Ikan yang terifeksi matanya terlihat menonjol.
Penyebab:
Bakteri Vibrio Sp
e)
Penyakit
Keropos Rahang
Umumnya serangan penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan. Infeksi dapat menyebabkan kematian hingga 100% dalam waktu yang
relatif singkat, terutama yang berukuran benih
Gejala Klinis: adanya pendarahan yang menampakkan warna
merah pekat, paa bagian kepala dan rongga mulut hingga operculum. Pernafasan
terlihat cepat dan ikan tergeletak lemah di dasar bak atau jaring. Kropos
terlihat disekitar mulut dan menyebabkan terlepasnya rahang bawah. Infeksi ini
juga disertai dengan gejala ekor buntung.
Penyebab: vibrio anguillarum
f)
Penyakit
Anus Menonjol
Dikenal juga sebagai penyakit pseudotuberculosis, organ
yang diserang adalah ginjal dan limpa. Kematian dapat terjadi dalam kurun waktu
yang singkat.
Gejala Klinis: warna tubuh lebih gelap,
terdapat pendarahan di sekitar operculum, mata mengalami pembengkakan dan
keruh. Pada bagian anus terdapat pembengkakan yang menonjol keluar dan memerah.
Organ limpa dan ginjal terlihat bintil – bintil dan mengalami pembengkakan. Berenang
tidak stabil dan tergeletak lemah di dasar.
Penyebab: Bakteri Pasteurella sp
g) Penyakit Radang Mulut
Disebut juga penyakit Salmonid bloodspot atau yersiniosis
yang sering menyebabkan kematian dalam skala kecil namun berlangsung terus
menerus. Umumnya serangan berkaitan dengan masalah buruknya kondisi lingkungan
dan rendahnya oksigen terlarut.
Gejala Klinis: terdapat pendarahan pada
bagian mulut dan langit - langit mulut. Pendarahan juga terjadi pada operkulum,
pangkal sirip dan jaringan pengikat pada jari – jari sirip. Perut kembung
berisi banyak cairan bening dan cairan kekuningan pada saluran usus.
Penyebab: Bakteri Yersinia ruckeri.
h) Penyakit Bintik Merah
Timbulya penyakit ini disebabkan oleh faktor stress
akibat suhu air yang tinggi. Dapat menyebabkan kematian jika penyerangannya
sudah parah.
Gejala Klinis: tampak luka – luka kecil yang
disertai pendarahan dan pembengkakan di tubuh
dan berkembangn menjadi borok dan merusak jaringan hingga tulang dapat
terlihat.
Penyebab: Bakteri Pseudomonas Sp
2. Parasit
Parasit
adalah organisme yang hidup pada organisme lain dan mendapat keuntungan dari
hasil simbiosenya sedangkan inang dirugikan.
Jumlah parasit pada ikan baik laut maupun tawar sangat banyak, dalam
jumlah sedikit masih dapat ditoleransi dan mempengaruhi kondisi fisiologis
ikan. Beberapa jenis penyakit yang
disebabkan oleh parasit antara lain:
a) Penyakit Cryptocaryonisis
Biasa disebut Marine
White Spot karena menyebabkan bintil putih pada bagian yang terserang.
Parasit ini biasa menyerang permukaan tubuh dan insang. Parasit ini biasa
menyerang permukaan tubuh dan insang. Sangat sering menyerang ikan yang dibudidayakan
di bak yang sirkulasi airnya tidak lancar. Dapat menyebabkan kematian hingga
100% terutama pada ukuran 5 -7 cm bila tidak segera ditangani.
Gejala Klinis: terdapat bintil putih pada
daerah yang terserang. Banyak memproduksi lendir. Berenang tidak normal
dipermukaan atau diam di dasar. Menggosok gosokkan tubuh ke dinding bak atau
jaring serta nafsu makan turun.
Penyebab: Protozoa ciliata Cryptocaryon irritans
b) Penyakit Trichodiniasis
Parasit ini menyerang kulit dan insang ikan budidaya.
Gejala Klinis: produksi lendir yang berlebihan. Sirip dan insang
geripis. Menggosok – gosokkan tubuh ke dinding bak atau jaring serta nafsu
makan berkurang.
Penyebab: Protozoa ciliate Trichodina
c) Penyakit Oodiniasis
Sering dikenal dengan sebutan Marine Velvet yang
disebabkan organisme dinoflagellata. Gejala yang diperhatikan mirip dengan
infeksi marine white spot karena
penampakan bintik putih pada bagian yang terserang. Parasit ini juga menyerang
permukaan tubuh dan insang terutama ikan yang dipelihara pada kondisi sirkulasi
air yang tidak lancar dan kondisi cuaca yang sangat cerah. Bila tidak segera
dikendalikan, infeksi ini dapat menyebabkan kematian hingga 100% dalam waktu
singkat.
Gejala Klinis: Operculum sedikit terbuka dan insang terlihat pucat,
bila diamati dengan teliti terdapat bintik – bintik kecoklatan pda lembar
insang. Berenang abnormal, kebanyakan berdiam di dasar atau berenang lamban
dipermukaan air serta nafsu makan menurun.
Penyebab: protozoa
dinoflagellata Amylodium ocellatum
d) Penyakit Caligiosis
Parasit ini biasanya menyerang kulit, sirip dan insang
ikan. Tingkat kematian yang ditimbulkan relatif rendah namun akan berakibat
fatal bila terjadi infeksi skunder oleh
bakteri.
Gejala Klinis: sisik lepas pada bagian yang terinfeksi dan dapat berkembang
menjadi borok atau pendarahan bilamana terjadi infeksi sekunder oleh bakteri
seperti vibrio sp.
Penyebab: Parasit crustacea
caligus epidemicus dan caligus
patulus
e) Penyakit Rhexanellosis
Parasit ini menyerang bagian rongga mulut, rongga mulut
hidung dan insang.
Gejala Klinis: nafsu makan menurun, sehingga kondisi
ikan lemah
Penyebab: Isopoda Rhexanella
verrucosa
f) Penyakit Mogonetik Trematoda
Kulit
Parasit cacing ini menyerang kulit dan mata ikan.
Gejala Klinis: berenang tidak normal pada dasar atau permukaan, suka menggosokkan tubuh pada
dinding bak atau jaring sehigga menimbulkan luka pada kulit. Infeksi ini dapat
menyebabkan sirip menjadi geripis dan serangan berat pada mata, dapat
menyebabkan kebutaan serta kehilangan nafsu makan.
Penyebab: Cacing capsalid Benedia
sp dan Neobenedenia sp
g) Penyakit Mogonetik Trematoda
Insang
Cacing ini menyerang insang kerapu terutama pada saat
kualitas air kurang baik dan kepadatan tinggi.
Gejala Klinis: ikan terlihat berenang tidak normal. Nafsu makan
berkurang. Insang terlihat pucat dan kadang disertai warna tubuh yang pucat.
Penyebab: Cacing Monogenea
Pseudorhabdosynochus Sp, Haliotrema
sp dan Diplectanum sp.
h) Penyakit Hirudiniasis
Menyerang seluruh bagian tubuh eksternal ikan
Gejala Klinis: warna tubuh kusam dengan penampakan parasit yang terlihat berumbai – umbai serta terdapat luka
pada area mulut/gigi. Infeksi berat
menyebabkan anemia dan dapat menyebabkan
infeksi sekunder seperti bakteri maupun virus.
Penyebab: Lintah laut Zeylanicobdella
sp
Sumber:
1. Balai Budidaya Laut Ambon, 2011. Penyakit dan Pengendaliannya
2.
Prosiding Lokakarya Nasional Pengembangan
Agribisnis Kerapu, Jakarta, 28-29 Agustus 2001. Pembesaran Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) dan Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus) di
Karamba Jaring Apung ( Akbar, S. 2001)
Komentar
Posting Komentar