Penanganan Penyakit Bakterial Pada Kegiatan Pembenihan Ikan Kerapu Tikus

Penanganan Penyakit Bakterial Pada Kegiatan Pembenihan Ikan Kerapu Tikus

1.      Penyakit Busuk Sirip (Fin Rot)

Gejala yang diperlihatkan adalah adanya pembusukan dan kerontokkan pada sirip maupun ekor.  Warna kulit akan terlihat keabu-abuan dan luka mengalami pengikisan yang disertai perdarahan. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Flexibacter maritimus. Bila tidak segera diobati kondisi ikan akan semakin jika terjadi infeksi sekunder oleh bakteri Vibrio sp. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan  melakukan perendaman dengan Enrofloxacine konsentrasi 10 ppm selama 3 jam dan diulangi selama 5 hari berturut-turut.


2.      Penyakit Luka Bernanah (Ulcerative diseases)
Merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian massal pada benih ukuran fingerling yang dipelihara di KJA.  Gejala yang diperlihatkan pada kasus kronis adalah terjadi pembengkakan (furuncles) atau luka-luka kemerahan, bercak-bercak darah  pada permukaan tubuh serta perubahan warna tubuh menjadi lebih gelap. Gejala internal memperlihatkan pembengkakan pada gelembung renang dan perdarahan pada hati. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Vibrio alginolyticus.  Pencegahan terbaik adalah manajemen padat tebar yang rendah serta kualitas air yang baik. Pengobatan yang dilakukan bagi ikan yang terserang penyakit ini dapat dilakukan dengan merendam antibiotic Enrofloxacine konsentrasi    15 ppm selama 3 jam dan diulangi selama 5 hari berturut-turut dan dilanjutkan perendaman acriflavine 10 ppm selama 3 jam selama 2 hari.


 3.      Penyakit Insang Busuk
Penyakit ini berciri khas filament insang berwarna kekuningan dan membusuk. Kematian tidak terjadi secara serentak namun berlangsung terus setiap hari. Gejala yang diperlihatkan adalah nafsu makan hilang, ikan tampak lemas dan lesu di permukaan air, tubuh kurus dan tampak berwarna gelap. Penyebab infeksi ini diduga adalah bakteri Cytophaga, Flexibacter atau Flavobacterium. Pengendalian yang terbaik adalah pengelolaan kualitas air yang baik dengan menghindari kepadatan yang berlebihan, DO yang rendah dan tingginya ammonia.



Sumber  :


Tim Laboratorium Hama dan Penyakit Ikan (Evri Noerbaeti, M.Si dan Lutfi H. Murtiono, S.Pi) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu