Teknik Identifikasi Terumbu Karang
TEKNIK IDENTIFIKASI TERUMBU KARANG
Terumbu Reef =
Endapan
masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya
dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur,
seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi
struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu
adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat
permukaan air.
Karang Coral =
Disebut juga
karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu
mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.
Karang terumbu =
Pembangun
utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik
(hermatypic coral). Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda
mati.
Terumbu karang =
Ekosistem di
dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur
(CaCO3) khususnya jenisjenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama
dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenisjenis moluska,
krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota
lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan
jenis-jenis nekton.
1. Komponen Terumbu Karang
Tipe-tipe terumbu karang
Berdasarkan
bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land
masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang
masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah (Gambar 2):
1. Terumbu karang tepi (fringing
reefs)
Terumbu karang tepi atau karang
penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan
ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini
berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian
endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam,
pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi),
P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang
(barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada
jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan
dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon
(kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan
membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier
Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi
Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin
yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak
terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin
merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman
rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua
(Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)
Namun demikian, tidak semua terumbu
karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga
tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong
terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs),
terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini
tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis,
membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang
secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh:
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
Sumber: Pusat Penyuluhan KP, Buku Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang
Komentar
Posting Komentar