PERENCANAAN TATA LETAK, DISAIN DAN DESKRIPSI BAK HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA (HSRT)

PERENCANAAN
TATA LETAK, DISAIN DAN DESKRIPSI BAK
 HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA
(HSRT)

Tata letak hatcheri skala kecil sangat simple tanpa membutuhkan perencanaan yang rumit. Namun kesalahan dalam pengaturan tata letak dapat mengakibatkan fungsi hatcherinya kurang maksimal.
Tata letak hatcheri harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan dalam pengoperasiannya dan juga harus bebas dari resiko kecelakaan kerja. Pengaturan tata letaknya juga harus mempertimbangkan kemungkinan pengembangan kedepan, dengan menyediakan ruangan agar di kemudian hari dapat digunkan untuk konstruksi bak, suplai air dan udara dan lain-lain. Selain itu tata letak yang baik juga harus mempertimbangkan estetika, murah dan praktis.
Secara umum hatcheri skala kecil dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu HSRT pembenihan dan HSRT Pendederan. Perbedaan keduanya adalah terletak pada sarana pemeliharaan dan umur ikan yang dipelihara.

HSRT Pembenihan
Hatcheri jenis ini biasanya merupakan hatcheri yang memproduksi benih ikan ukuran kecil. Pada jenis hatcheri ini saran yang diperlukan cukup lengkap kecuali srana pengelolaan induk. Telur ikan biasanya didapatkan dari hatcheri yang lebih besar/lengkap. Pada hatcheri ini pemeliharaan dilakukan mulai larva baru menetas samapai dengan ikan saat post larva/ukuran 2-3 cm.
Saran yang diperlukan pada hatcheri jenis ini meliputi bak saringan pasir, bak pemeliharaan larva, bak kultur mikroalga, bak kultur rotifer, pompa dan blower. Bangunan hatcheri biasanya permanen dari bahan-bahan yang sederhana dengan pertimbangan utama adalah stabilitas suhu runagan hatcheri harus terjaga sepanjang waktu.

HSRT Pendederan
Hatcheri jenis ini biasanya merupakan hatcheri yang memproduksi benih ikan ukuran relative besar antara 5 – 12 cm. pada jenis hatcheri ini saran yang diperlukan sangat sederhana, hanya ada bak pemeliharaan benih, bak saringan pasir, pompa dan blower. Pada hatcheri ini tidak terdapat bak kultur mikroalga dan rotifer karena yang dipelihara awal adalah benih ukuran 2-3 cm dan bukan dari larva yang baru menetas.
Konstruksi dan desai pada hatcheri jenis ini juga sangat sederhana. Bak yang ada berbentuk sama dengan jenis konstruksi yang paling sederhana juga. Hatcheri dapat berupa bangunan permanen maupun bangunan non permanen, yang penting ruangan harus terjaga stabil udara dan suhunya.

DISAIN DAN DESKRIPSI BAK
Kebutuhan bak pada kedua jenis HSRT diatas berbeda, baik desain maupun jumlahnya. Perbedaan tersebut karena perbedaan kebutuhan dan perbedaan karakteristik larva dan jenis ikan.
a.  Bak Saringan Pasir
Hatcheri skala kecil dapat menggunakan saringan pasir secara gravitasi untuk memisahkan partikel-partikel kasar dan organisme dari sumber air. Beberapa bak saringan biasanya dibuat dari beton dan mediumnya terdiri dari batuan dibagian dasarnya kemudian kerikil dan pasir pada lapisan atasnya.
Air masuk dari bagian atas bak ini, dan tersaring melawan media dari atas ke bawah sebelum dialirkan ke bak pemeliharaan larva.

b.  Bak Pemeliharaan Larva
Bak pemeliharaan larva umumnya terbuat dari beton, berbentuk persegi atau bujur sangkar. Kapasitas bak berkisar antara 6-10 m3. Biasanya bak larva memiliki kedalaman 1 meter. Semua bak beton yang digunakan untuk hatcheri biasanya bagian dalamnya di cat epoxy untuk mencegah air kontak langsung dengan beton. Pada hatcheri ikan laut, bak saring di cat dengan warna biru atau kuning (untuk ikan bandeng).

Pembuangan air dalam bak dibuat sedemikian rupa supaya air yang terbuang bersal dari air bagian bawah. Secara sederhana pembuangan dapat dibuat dengan menggunakan pipa paralon yang bagian ujung bawah atau sebagian besar terdapat lubang yang ditutup kasa. Penempatan bak pemeliharaan harus tertutup rapat sehingga udara dari luar bias dikendalikan dan ruangan menjadi hangat. Atap bangunan bias terbuat dari bahan apa saja yang terpenting tidak bocor (asbes, seng, terpal dan lainnya). Diatas bak harus tertutup plastik putih/terang untuk pemeliharaan larva.

c.  Bak Pemeliharaan Benih/Pendederan
Baka pemeliharaan larva umunya terbuat dari beton atau fiberglas, berbentuk persegi atau bujur sangkar. Kapasitas bak berkisar antara 3-5 m3. Biasanya bak pendederan antara 0.5-1 meter.
Semua baka beton yang digunakan untuk hatcheri biasanya bagian dalamnya di cat epoxy untuk mencegah air kontak langsung dengan beton. Untuk bak fiberglas permukaan bak dibuat sehalus mungkin. Permukaan bak yang halus bertujuan untuk memudahkan pembersihan dan meminimlalisir menempelnya organisme pathogen.
Pembuangan air dalam bak dibuat sedemikian rupa supaya air yang terbuag berasal dari air bagian bawah. Secara sederhana pipa pembuangan dapat dibuat dengan menggunakan pipa paralon yang bagian ujung bawah atau sebagian besar terdapat lubang yang ditutup kasa.
Sebaiknya bak pendederan ditempatkan di ruagan tertutup rapat sehingga udara dari luar bias dikendalikan dan ruangan menjadi hangat. Atap bangunan bias terbuat dari bahan apa saja yang terpenting tidak bocor (asbes, seng, terpal dan lainnya). Diatas bak harus tertutup plastic hitam untuk pendederan. Penutupan plastic ini bertujuan untuk meminimalisir kanibalisme pada saat awal pendederan.

d.  Bak untuk Pakan Hidup
Bak produksi mikroalga biasanya mencakup sekitar 30% dari volume produksi total hatcheri skala kecil. Bak ini biasanya terletak di luar gedung hatcheri dan tidak memiliki atap. Kapasitasnya bervariasi antara 10-20 m3.
Bak untuk rotifer biasanya terletak dekat dengan lokasi kultur mokroalga, meskipun pada beberapa lokasi hatcheri, rotifer dapat dikultur dalam ruangan. Umumnya, areal kultur rotifer biasanya mempunyai ukuran 5-6 m3.
Artemia diteteskan dalam bak fiberglass atau plastic. Bak ini berkapasitas 20 - 500 liter. Hatcheri skala lebih besar dapat menggunkan bak beton untuk memenuhi kebutuhan produksi yang lebih tinggi.

Sumber:

Tinggal Hermawan dkk..Buku Hatchery Skala Rumah Tangga 2013, Balai Budidaya Laut Batam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu