PETUNJUK TEKNIS CARA SEDERHANA MEMBUAT PAKAN IKAN

PETUNJUK TEKNIS CARA SEDERHANA MEMBUAT PAKAN IKAN

Penghalusan Bahan

Untuk meramu formula pakan, bahan-bahan yang akan dijadikan adonanharus direduksi ukuran partikelnya hingga sehalus mungkin, ukuran partikel yang kasar dapat menurunkan kualitas pakan karena tingkat digestibilitynyamenjadi rendah dan pellet mudah remuk/hancur. Biji-bijian harus dikeringkan terlebih dahulu hingga kadar air tidak lebih dari 10%. Khusus untuk kacang kedelei harus disangrai atau dipanaskan menggunakan oven untuk menghilangkan zat anti tumbuh yang etrkandung didalamnya. Zat ini dikenal dengan sarmine protease inhibitor. Dengan suhu 1500C selama 4 jam dalam oven, maka kedelai menjadi matang, kulitnya mudah dikupas.
Mesin giling tepung digunakan untuk menghancurkan dan mengayak bahan harus menggunakan mesin giling tepung (dish mill) dengan mash 0,5 mm hasil gilingan bahan sudah cukup halus untuk campuran pellet.

Pembuatan Adonan
Semua komponen bhan pakan harus mampu dicampur menjadi adonan yang homogeny sehingga siap dicetak menjadi pellet. Penetuan proporsi masing-masing bhan didasarkan atas : kandungan protein dan peruntukkan pellet. Protein sebagai komponen terpenting dari ransum sehingga kandungan nutrisi dari semua bahan harus sudah diketahui sebelum adonan dibuat. Kandungan akhir protein pada pellet menentukan komposisi yang harus dibuat. Sebagai contoh untuk pellet dengan kadar protein 30% seperti pada tabel 8.

No.
Jenis bahan
Protein (%)
Jumlah (g/ml)
Proporsi (%)
1.
Tepung ikan
55
375
37,5
2.
Tepung kedelai
46
250
25
3.
Tepung jagung
9,8
125
12,5
4.
Limbah naget
4,5
80
8,5
5.
Tepung gaplek
1,5
50
5
6.
dedak
13,30
100
10
7.
Premix
0
5
0,5
8.
Minyak ikan
0
50
5
Jumlah bahan utama

1000
100

Setelah semua komponen bahan pakan siap sesuai kulaifikasi, kemudian masing-masing bahan ditimbang sesuai porsinya. Sebelumnya jumlah adonan yang dibuat untuk campuran harus disesuaikan dengan kapasitas mixer yang akan dipakai. Bahan yang sudah tertimbang dimasukkan ke dalam mixer dan dilakukan pencampuran selam 15 menit untuk menjamin homogenitas adonan. Adonan yang telah tercampur secara merata dalam wujud serbuk halus berkadar air 30% selanjutnya siap untuk dicetak menjadi pellet.

Pencetakan
Setelah bahan menjadi adonan dimasukkan kedalam emsin pencetak digilas dan ditekan dengan scruw menuju ke lubang cetakan dengan tekanan ynag stabil memaksa bahan adonan terakumulasi dalam lubang cetak dan akhirnya keluar melewati lubang cetak. Gesekan emsin cetak dengan adonan menimbulkan efek panas. Energi panas diserpa oleh bahan sehingga terjadi peningkatan suhu pada bahan adonan maka pakan dapat lebih kompak, padat dan pellet tidak mudah hancur dalam air.
Hal prinsip dalam proses pencetakan ini adalah daya tekan roller harus besar dan konstan, densitas bahan dan sifat fisik bahan juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan pencetakan dan kualitas pellet yang dihasilkan. Bahan-bahanyang berserat lebih berat dicetak disbanding bahan dari biji-bijian yang kaya akan karbohidrat.

 Pengeringan
Pellet yang sudah selesai dicetak harus dilakukan pengeringan, dimasyarakat pada umunya dijemur dibwah terik matahari, pengeringan menggunkan energy alam seperti ini dirasa cukup efesien, namun hasilnya kurang bagus karena terjadi kerusakan dan penurunan kadar protein pakan. Pengeringan pakan menggunakan mesin pengering yang lengkap dengan pengatur suhu hasilnya lebih baik. Pengaturan suhu untuk tujuan pengeringan pakan tidak boleh lebih 700C. kadar air pellet yang disarankan berkisar antara 8 – 10%.

Pengemasan
Pada saat ini proses pengemasan sudah menjadi hal yang mutlak dalam usaha pembuatan pakan ikan, karena dengan pengemasan yang baik, maka proses penurunan mutu dapat ditekan. Wadah untuk mengemas pakan sangat bervariasi, mulai dari akrung plastic, kertas semen dan plastic tebal untuk kapsitas besar dan alumunium untuk kapasitas kecil.

Penyimpanan
Pada saat ini terdapat tiga masalah dalam proses penyimpanan, yakni serangga, organisme mikroskopis dan perubahan iklim yang semuanya akan menyebabkan perubahan kualitas, kerusakan fisik, bau tengik, dan berjamur, kehilangan bobot, resiko kesehatan ikan dan ekonomis. Kontaminasi mikro organisme seperti bakteri dan jamur tidak dapat hidup pada kelembaban dibawah 20%. Efek kerusakan pada pakan akibat jamur antara lain : 1) produksi racun mycotoxin, 2) timbulnya panas, 3) naiknya kelembaban, 4) munculnya jamur.
   
Perubahan deteriotif pada bahan baku dan pakan hamper selalu terjadi, hal ini berhubungan dengan kandungan lipid/lemak pada pakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses deteriotif adalah : factor lingkungan (temperature, kelembaban, kebersihan lingkungan), kehadiran serangga dan mikroorganisme. Ketengikan merupakan gabungan dari 3 proses, yaitu : oksidasi, hidrolisis dan pembentukan koton. Banyak factor yang mempengaruhi oksidasi lipid yaitu enzim, hematin, peroksida, cahaya, temperatur dan katalis dari logam berat. Pakan yang sudah dikemas dalam karung harus disimpan pada tempat/gudang yang memenuhi persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Beberapa syarat tempat penyimpanan pakan :
1.  Tempat kering, bersih sejuk dan berventilasi
2.  Penyimpanan pakan diletakkan diatas rak kayu (fallet)
3.  Hindari penyimpanan lansung diatas lantai
4.  Hindari sinar matahari langsung
5.  Pakan tidak lebih dari 3 bulan dari waktu produksi

Sumber:

BBPBAP Jepara 2014, Juknis Teknik Pembuatan Pakan Murah Dengan Teknologi Sederhana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu