Teknologi Pakan Formulasi Untuk Peningkatan Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku
Teknologi Pakan Formulasi
Untuk Peningkatan Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku
Teknologi
pakan formulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas warna ikan Koi strain
Kohaku. Manfaat yang dihasilkan adalah teknologi ini dapat diadopsi oleh
pembudidaya ikan koi dan pengusaha pakan skala kecil dan menengah sehingga
terjadi peningkatan kualitas warna ikan Koi strain Kohaku yang berdampak pada
meningkatnya produksi ikan Koi strain Kahaku Grade I dan II hingga lebih dari
70%. Kegunaan teknologi ini adalah mudah dan aplikatif, biaya produksi rendah,
digunakan hanya sekitar 1 bulan sebelum ukuran jual, selisih harga produksi
ikan yang dipanen pada ukuran 4-5 inchi lebih tinggi hingga Rp. 1.500,- per
ekor.
Rincian dan aplikasi teknis/persyaratan teknis
yang dapat Dipertanggungjawabkan
1.
Persaratan Teknis Penerapan Teknologi
- Teknologi diaplikasikan pada ikan Koi strain
Kohaku berbagai ukuran siap jual
- Wadah yang digunakan dapat berupa akuarium secara
indoor ataupun kolam (beton, atau tanah) secara outdoor
- Bahan baku pakan dapat menggunakan bahan baku
lokal dengan formulasi kandungan nutrisi dan karotenoid yang telah ditentukan
- Formulasi utama adalah tepung wortel dan
astaksantin sintetis dengan dosis sesuai
- Formulasi
2.
Uraian secara lengkap dan detail SOP
Formulasi Pakan
- Pengujian terhadap pakan dilakukan pada strain
ikan Koi Kohaku, dengan perlakuan pakan
- AWKoi (pakan Koi strain Kohaku) yang berbeda.
Dalam aplikasi dapat digunakan benih ikan
- Koi strain Kohaku dengan ukuran 9-13 cm,
dipelihara dalam kolam beton secara langsung
- ataupun hapa pada kolam tanah dengan padat tebar
20 ekor per m3.
- Pakan diberikan 3 kali sehari (pagi, siang,
sore), sebanyak 5% dari bobot biomasa. Pakan
- AWKoi dibuat dalam bentuk pellet tenggelam
berdasarkan formulasi berikut ini :
Pemilihan Bahan Baku Pakan
Bahan
baku yang digunakan dalam formulasi pakan AWKoi dapat disesuaikan dengan ketersediaan
dimana tempat teknologi ini akan diterapkan dengan melakukan analisis proksimat
terlebih dahulu. Tepung ikan impor penggunaanya bisa digantikan sebagian dengan
menggunakan tepung ikan lokal dengan kandungan protein minimal 60%, kecernaan
pepsin (0,02%) lebih dari 90% dan TVBN < 120 ppm. Tepung wortel sebagai
sumber karotenoid dapat disubtitusi dengan sumber karotenoid alami lainnya
seperti tepung alga, karapas krustase, CGM dan tepung bunga marigold.
Proses Pembuatan Pakan
Pakan
AWKoi dalam formulasi yang telah direncanakan dapat dibuat dengan proses yang sangat
sederhana menggunakan alat pembuat pakan manual, semi mesin atau mesin dengan berbagai
kapasitas produksi sesuai kebutuhan. Pada gambar 11 terdapat beberapa contoh alat
pembuat pakan yang umumnya tersedia di tingkat pembudidaya.
Dalam
proses pembuatan pakan menjadi pellet, pencampuran dan komposisi bahan baku pakan
sangat menentukan keberhasilan dan tekstur pakan yang akan dihasilkan, Penimbangan
jumlah bahan baku yang tepat sesuai dengan formulasi akan menentukan efektivitas
penggunaan pakan pada ikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dalam
hal ini pakan AWKoi adalah pakan yang ditujukan bagi peningkatan kualitas warna
ikan hias koi serta pertumbuhan yang optimal. Penimbangan bahan baku pakan
harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kuantitas produksi pakan yang ingin
dihasilkan.
Setelah
penimbangan, proses dilanjutkan dengan pencampuran bahan baku pakan menjadisuatu
adonan pakan yang homogen sebelum dilakukan tahapan pencetakan pakan
(pelleting). Pencampuran pakan terlebih dahulu dimulai dari pencampuran bahan
berbentuk tepung dari yang jumlahnya lebih sedikit dicampurkan dengan yang
lebih banyak dan seterusnya. Jumlah bahan baku pakan yang sedikit dicampurkan
dengan bahan baku tepung yang jumlahnya lebih banyak diaduk merata hingga
homogen.
Setelah
bahan baku pakan berbentuk tepung tercampur rata dan homogen selanjutnya ditambahkan
dengan bahan baku pakan yang berbentuk minyak (oil). Bila pencampuran tersebut
masih buyar atau tidak kalis maka dapat ditambahkan dengan air sedikit demi sedikit.
Adonan
yang telah tercampur rata, homogen dan kalis, selanjutnya diproses menjadi
pellet dalam alat penggiling atau pencetak pellet. Ukuran pellet yang
diinginkan menjadi dasar dalam menyiapkan dan menggunakan ukuran lubang
keluarnya pellet (pellet hole). Ukuran pellet hole ini menyesuaikan kebutuhan
atau ukuran ikan yang akan diberikan pakan.
Bila
menggunakan mesin pencetak pellet yang sederhana, pellet yang keluar dari
pellet hole sebaiknya dijejerkan atau ditempatkan dalam wadah yang lebar
seperti tampah. Pellet ini kemudan disebar dan diatur posisinya agar tidak
menumpuk sehingga pellet tidak menempel satu sama lain. Pellet yang tersebar
rata juga akan mempercepat proses pengeringan dan memudahkan proses
selanjutnya.
Proses
selanjutnya adalah pengeringan pellet atau pakan. Pengeringan dapat dilakukan
dalam oven pada suhu 60⁰C untuk mempercepat proses, menggunakan spray dryer
atau alat pengering semprot atau pengeringan manual menggunakan cahaya matahari
atau diangin-anginkan.
Pemeliharaan Ikan untuk Uji Pakan
Pada
pembudidaya ikan koi, pemeliharaan ikan umumnya dilakukan di kolam baik kolam tanah
maupun kolam beton. Penebaran ikan dalam kolam atau waduk juga dapat dilakukan dalam
sistem hapa. Pemeliharaan ikan dimulai sejak ikan berukuran benih 2,5 – 3 inchi
hingga ikan siap jual (umumnya pemeliharaan 2-3 bulan).
Aplikasi
pemberian pakan AWKoi sebaiknya dilakukan minimal 2 minggu sebelum ikan dipanen.
Hal ini dimaksudkan karena pakan pada jangka waktu tersebut diharapkan telahefektif
dan berpengaruh nyata untuk meningkatkan kualitas warna ikan.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
Pengamatan
terhadap Parameter Kualitas Warna dan Pertumbuhan Data yang dapat diamati
antara lain :
1.
Parameter Kualitas Warna
a.
Lightness (L) yaitu nilai kecerahan warna dengan kisaran warna 0-100%
b.
Chroma (C) yaitu nilai kepekatan warna dengan kisaran 0-100%
c. Hue (H)
yaitu jenis warna dengan kisaran nilai 0-360 derajat. Pengukuran warna
dilakukan dengan menggunakan Minolta Chroma CR-400 (kolorimeter), dengan sistem
warna L*C*H
2. Parameter
Pertumbuhan
Parameter
pertumbuhan yang diukur adalah bobot badan dan panjang total. Seluruh parameter
diukur setiap 2 minggu sekali selama 2,5 bulan. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.
Sumber: Buku Rekomendasi
Teknologi KP Tahun 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan KP, Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Tim Penemu
Drs. I Wayan Subarmia, M.Si.
Nina Meilisza, S.Pi, M.Si.
Sukarman, S.Pt.
Dra. Siti Subandiyah
Rina Hirnawati
Siti Murniasih
Tim Penemu
Drs. I Wayan Subarmia, M.Si.
Nina Meilisza, S.Pi, M.Si.
Sukarman, S.Pt.
Dra. Siti Subandiyah
Rina Hirnawati
Siti Murniasih
Komentar
Posting Komentar