Aplikasi Vaksin MycofortyVac untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis Pada Budidaya Ikan Gurame
Aplikasi Vaksin MycofortyVac untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis
Pada Budidaya Ikan
Gurame
Pengembangan vaksin Mycobacterium
fortuitum untuk pencegahan penyakit mycobacteriosis pada ikan gurami di Balai
Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) telah dimulai sejak
tahun 2009. Saat ini telah diperoleh isolat kandidat, teknologi produksi skala laboratorium, serta
potensi dari vaksin tersebut untuk pencegahan penyakit pada ikan air tawar.
Dalam rangka pemanfaatan jenis vaksin tersebut di masyarakat, beberapa
informasi teknis yang terkait dengan standarisasi vaksin tersebut harus
diketahui dengan jelas sehingga dapat diterima secara ilmiah, hukum dan
memenuhi standar produk vaksin.
2.
Pembuatan Vaksin
Preparasi sediaan vaksin
menggunakan isolat kode 31 hasil penelitian sebelumnya. Sebanyak 0,2 ml bakteri
M. fortuitum dikultur ke dalam 1 petri media Sauton agar dengan inkubasi selama
72 jam pada suhu 37°C. Sebanyak 3 petri kultur M. fortuitum disuspensikan ke
dalam 10 ml PBS steril pH 7,4. Inaktifasi dilakukan dengan sonikasi sebanyak 3
kali dengan waktu 4 menit dan interval 1 menit dan dilanjutkan dengan menggunakan
neutral buffer formalin 3% selama 24 jam. Proses yang demikian menghasilkan
sediaan vaksin sel utuh (whole cell). Isolat 31 merupakan hasil penapisan (screening)
bertingkat dari koleksi isolat bakteri sejenis yang didasarkan pada 3 (tiga) kriteria,
yaitu (1). Nilai patogenisitas tertinggi yang ditentukan dari nilai LD50 terhadap
inang rentan, (2). Memiliki potensi imunogenik yang baik (protektif dan
berlangsung lama) berdasarkan hasil pengukuran kadar titer antibodi spesifik
dan uji tantang, serta (3). Mampu bereaksi silang terhadap beberapa bakteri
sejenis yang berasal dari lokasi dan inang yang berbeda.
Sebelum digunakan pada setiap
kali proses pembuatan vaksin, seed bakteri terlebih dahulu dilakukan uji Koch’s
Postulate, yaitu dengan cara menginfeksikan secara buatan terhadap ikan model;
selanjutnya dilakukan isolasi, purifikasi dan karakterisasi ulang. Uji Koch’s
Postulate dilakukan sebanyak dua kali. Seed bakteri yang telah melewati proses uji
Koch’s Postulate, selanjutnya siap untuk digunakan sebagai working seed bakteri
dalam proses pembuatan vaksin, yang diberi nama MycofortyVac (Gambar 1).
Aplikasi
Teknis
MycofortyVac dapat diberikan
melalui 3 (tiga) cara, yaitu perendaman, pencampuran dengan pakan dan suntik.
(1)
Perendaman dalam larutan vaksin selama 15–30 menit. Teknik ini sangat ideal untuk ikan
ukuran benih. Perendaman dapat dilakukan dalam bak beton/fiber glass/ akuarium atau
ember plastik. Dosis yang digunakan adalah 100 ml vaksin untuk 1.000 liter air
atau 1 ml vaksin untuk setiap 10 liter air. Air bekas rendaman pertama, masih
dapat digunakan sekali lagi untuk tujuan yang sama, asalkan digunakan dengan
segera (tidak lebih dari 2 jam).
(2) Melalui pakan ikan (pellet). Teknik ini cocok untuk ikan yang
sudah dipelihara di kolam/jaring atau sebagai vaksinasi ulang (booster). Vaksin
diencerkan terlebih dahulu dengan air bersih, kemudian dimasukkan ke dalam alat
semprot. Larutan vaksin tersebut disemprotkan ke pakan secara merata, pakan
kemudian dikering-anginkan dan selanjutnya segera diberikan kepada ikan. Dosis
yang diberikan adalah 2-3 ml/kg bobot tubuh ikan. Pemberian vaksin dilakukan
selama 5-7 hari berturut-turut.
(3)
Melalui penyuntikan.
Teknik ini terutama untuk ikan yang berukuran lebih dari 5 gram/ekor atau calon
induk. Dosis vaksin yang diberikan adalah 0,1 ml/ekor. Penyuntikan dapat
dilakukan melalui rongga perut (intra peritoneal) atau dimasukkan ke otot/daging
(intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik 30 derajat.
Sumber: Buku Rekomendasi
Teknologi KP Tahun 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan KP, Kementerian
Kelautan dan Perikanan
Tim
Penemu
Ir. Taukhid, M.Sc.
Dr. drh. Angela Mariana
Lusiastuti, M.Si.
drh. Uni Purwaningsih, M.Si.
Dr. Desy Sugiani, S.Pi., M.Si.
Tuti Sumiati, S.Pi.
Komentar
Posting Komentar