STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BASO IKAN
STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BASO IKAN
Pada masa kini ikan menjadi suatu komoditas pangan
yang sangat diminati masyarakat. Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani
memiliki kelebihan dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Namun
demikian konsumsi ikan segar dengan cara dimasak langsung masih dianggap
merepotkan bagi sebagian masyarakat mengingat sebelum dimasak/dihidangkan, ikan
harus dibersihkan melalui proses penyiangan dan lain sebagainya.
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat tersebut maka sudah
dikembangkan diversifikasi berbagai produk olahan yang praktis dan siap saji
dengan bahan baku ikan. Saat ini jenis olahan ikan yang beredar di
masyarakat sangat beragam diantaranya produk pengeringan, pengasapan,
fermentasi dan diversifikasi produk berbahan baku lumatan daging ikan (fish
jelly product). Fish jelly product adalah produk berbahan baku lumatan
daging ikan yang diolah dengan penambahan bahan-bahan lain dan bumbu kemudian
disajikan dalam berbagai jenis dan bentuk yang menarik. Salah satu
produk fish jelly adalah baso ikan, baso adalah produk olahan yang terbuat dari campuran
daging dan bumbu yang dicetak dalam bentuk bulatan.
Usaha pengolahan baso ikan cukup menjanjikan karena sudah cukup dikenal dan
banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan oleh jenis dan harga yang sangat bervariasi
serta mampu memenuhi selera dan daya beli berbagai lapisan masyarakat. Namun
sebelum menjalankan usaha pengolahan baso ikan alangkah baiknya melakukan
analisis kelayakan usaha atau studi kelayakan usaha, studi kelayakan usaha
adalah penelitian terhadap rencana usaha yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidaknya usaha dilakukan, namun juga saat dioperasionalkan secara rutin
dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan (Umar, 2005).
Analisa Kelayakan Non Finansial
1. Aspek
Yuridis
Aspek yuridis
adalah peraturan yang harus dipatuhi dalam menghasilkan suatu produk yang
berkualitas dan aman dikonsumsi, baso ikan yang diproduksi harus memenuhi
persyaratan keamanan pangan, bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan
adalah bahan-bahan yang aman dan berkualitas. Pengolahan
baso ikan dapat mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI.7266-2014).
Produk jadi dikemas
dengan menggunakan kemasan yang baik, misalnya plastik jenis PE (PolyEthelene) yang
aman untuk produk makanan, untuk menjamin legalitas dan kualitas produk dalam
kemasan dicantumkan merk dagang, produsen, komposisi, halal, tanggal kadaluwarsa dan bagi
produk yang sudah melalui beberapa prosedur yang dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Produk Perikanan (LsPro) dan dinyatakan
lolos dapat mencantumkan tanda SNI dikemasannya sebagai jaminan produk
tersebut diolah melalui standar SNI.
2. Aspek Pasar
Aspek pasar
adalah aspek yang berkenaan dengan kondisi dan potensi pasar (market),
saat ini baso ikan mulai banyak diminati masyarakat, pangsa pasar baso ikan
adalah semua kalangan masyarakat, baik masyarakat kelas bawah, menengah dan
kelas atas. Mengingat baso adalah makanan yang banyak di gemari
masyarakat Indonesia dari anak-anak sampai orang dewasa.
Strategi
yang digunakan dalam pemasaran, biasanya pengusaha baso mempunyai tenaga-tenaga
khusus berupa kedai-kedai baso, armada baso keliling, atau menerima
pesanan untuk acara-acara pesta (catering), bahkan bila
memungkinkan dapat masuk ke pasar swalayan/supermarket.
3. Aspek
Teknis/ Fisik
Aspek teknis/
fisik dikenal sebagai aspek produksi, penilaian terhadap aspek ini sangat
penting dilakukan sebelum menjalankan usaha. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah lokasi usaha, tata letak (lay out), sarana dan
prasarana serta teknologi yang diterapkan pada proses produksi. Agar
menghasilkan baso ikan yang baik secara kualitas maupun kuantitas, peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya, kemudian teknologi pengolahan yang tepat,
serta dalam proses pengolahan harus memperhatikan sanitasi dan higienis bahan
baku, bahan tambahan, sarana prasaranayang digunakan serta manusia
itu sendiri (tenaga kerja).
4. Aspek Sosial
dan Lingkungan
Aspek sosial dan lingkungan adalah pengaruh apa yang akan
terjadi terhadap masyarakat dan lingkungan dengan adanya usaha yang dijalankan,
apakah keberadaaan suatu usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi kepada
berbagai pihak atau sebaliknya, dan apakah manfaat usaha bagi lingkungan lebih
besar dibandingkan dampak negatifnya akibat berbagai aktivitas usaha yang
dilakukan, misalnya pencemaran lingkungan.
Manfaat yang
diperoleh dari usaha pengolahan baso ikan, salah satunya adalah dalam
pemberdayaan masyarakat yang dapat mengurangi pengangguran. Kegiatan usaha ini
dapat menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat. Usaha pengolahan baso ikan tidak berdampak
terhadap pencemaran lingkungan, yang perlu diperhatikan adalah limbah sisa
produksi memerlukan penanganan yang tepat.
5. Aspek
Organisasi dan Manajemen
Aspek ini
terkait fungsi koordinasi antara semua faktor produksi yang ada, secara umum
meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Struktur organisasi dan manjemen usaha pengolahan baso ikan tergantung dari
jenis usaha, kegiatan usaha ini dapat dilakukan secara perorangan, kelompok
atau organisasi yang sudah memiliki badan usaha (CV/UD/PT).
Analisa Kelayakan Finansial
Analisa
kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk kegiatan usaha dan laba yang bisa diharapkan. Aspek
finansial bersifat kuantitatif dimana analisis ini mengkaji jumlah dana/biaya
yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan usaha. Biaya-biaya
yang perlu dianalisa meliputi:
1. Biaya Investasi
Biaya investasi
merupakan biaya yang dibutuhkan untuk membiayai pendirian usaha hingga usaha
tersebut benar-benar dapat berjalan. Dalam usaha pengolahan baso ikan selain
bangunan, biaya investasi digunakan untuk pembelian peralatan, misalnya meja
kerja, pisau, talenan, gilingan daging, panci dan peralatan lainnya yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Peralatan tersebut biasanya digunakan untuk
jangka panjang tetapi nilainya akan menyusut dari waktu ke waktu .
2. Biaya
Variabel
Biaya variabel
disebut juga biaya modal kerja, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk
membiayai operasional usaha yang didirikan hingga usaha tersebut benar-benar
dapat beroperasi. Biaya variabel biasanya berubah secara proposional dengan
volume produksi atau penjualan. Jika kuantitas produksi naik atau bertambah
maka biaya variabel ikut bertambah sebesar perubahan kuantitas dikalikan biaya
variabel per satuan. Yang termasuk biaya variabel usaha pengolahan baso ikan
adalah untuk pembeliaan bahan baku (ikan), bahan pembantu dan bahan tambahan,
bumbu-bumbu, kemasan dan biaya-biaya lainnya yang relatif sekali pakai.
3. Biaya Tetap
Biaya tetap
adalah biaya yang tidak berubah dengan peningkatan atau penurunan jumlah
produksi yang dihasilkan, biaya ini harus tetap dibayaran terlepas dari
aktivitas usaha. contoh biaya tetap dalam usaha pengolahan baso ikan adalah
sewa tempat/bangunan, upah tenaga kerja dan pembayaran pinjaman (jka ada).
Analisis
kelayakan finansial dalam jangka panjang biasanya perlu diketahui kelayakannya
dengan menggunakan alat analisis kelayakan finansial atau kriteria investasi.
Alat kriteria investasi antara lain, yakni Net Present Value (NPV), Net
Benefit -Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), danPayback
Period (PBP).
Sumber:
https://www.bbp2hpjakarta.kkp.go.id/artikel/STUDI-KELAYAKAN-USAHA-PENGOLAHAN-BASO-IKAN
Komentar
Posting Komentar