Vaksinasi Pada Ikan Budidaya


VAKSINASI PADA IKAN BUDIDAYA

Program vaksinasi untuk mencegah beberapa penyakit ikan potensial pada perikanan budidaya merupakan salah satu upaya strategis pengelolaan kesehatan. Vaksinasi pada perikanan budidaya telah terbukti memberik kontribusi yang sangat signifikan terhahap peningkatan produksi perikanan budidaya. Keberhasilan program vaksinasi pada perikanan budidaya diyakini akan berdampak pada: 1) menurunnya tingkat mortalitas ikan budidaya akibat infeksi pathogen, 2) menurunnya penggunaan antibiotic pada budidaya ikan, 3) menurunnya daya resistensi beberapa jenis pathogen terhadap antibiotik.
Vaksinasi merupakan suatu upaya preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga prospektif dan aman terhadap lingkungan maupun konsumen. apabila ikan terserang dengan mikroorganisme pathogen tersebut tubuh ikan akan mampu melawan infeksi. sehingga apabila ikan terserang dengan mikroorganisme pathogen tersebut tubuh ikan akan mampu melawan infeksi.

Persyaratan Vaksin 
  • Aman bagi ikan, lingkungan perairan dan konsumen
  • Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu 
  • Vaksin harus dapat melindungi ikan dalam waktu yang lama
Jenis Vaksin 

            Berdasarakan penggolongan infeksius jenis penyakit pada ikan, maka idealnya jenis vaksin yang tersedia adalah vaksin untuk penyakit dari golongan mikotik, parasitic, bacterial dan viral. Namun jenis vaksin yang tersedia sampai saat ini baru vaksin untuk beberapa penyakit bacterial dan viral.
            Secara umum jenis sediaan vaksin dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu:
  1. Vaksin in-aktif yang mengandung miroorganisme pathogen (misalnya bekteri dan virus) yang telah dimatikan bagian atau seluruh sel mikroorganisme tersebut akan menstimulasi system kekebalan tubuh spesifik.
  2. Vaksin hidup dan/dilemahkan, vaksin yang mengandung mikrooganisme pathogen (bakteri atau virus) yang masih hidup dan atau telah dilemahkan.  
  3. Vaksin toxoid, vaksin yang mengandung unsru toksik dari mikroorganisme patogen (misalnya bakteri) yang telah diinaktivasi, sehingga tidak mampu menimbulkan penyakit pada ikan.
  4. Vaksin sub unit, vaksin yang mengandung sebagian kecil (epitop atau locus) dari sel utuh mikroorganisme patogen (misalnya bakteri), 
  5. Vaksin DNA, vaksin yang mengandung sebagian materi genetic dari mikroorganisme patogen (misalnya bakteri atau virus) . 
2.3    Hal –Hal yang Harus diperhatikan
Keberhasiln program vaksinasi tidak hanya ditentukan oleh keampuhan oleh vaksin yang digunakan akan tetapi juga sangat ditentukan oleh bagaiaman dan kapan sebaiknya vaksin itu diaplikasikan. Hal –hal yang perlu diketahui berkaitan dengan aplikasi vaksin pada ikan antara lain:
  1. Vaksin harus diaplikasikan melalui teknik yang direkomendasikan dari produsen, misalnya melalui penyuntikan dan atau perendaman dan atau pakan. 
  2. Beberapa jenis vaksin hanya mampu memberikan level proteksi untuk priode yang relative singkat, misalnya hanya beberapa hari atau minggu, sehingga untuk mendapatkan level proteksi yang lama harus divaksin ulang
  3.  Vaksinasi harus mempertimbangkan umur/ukuran ikan yang rentan terhadap jenis penyakit yang menjadi target untuk dicegah, serta saat/musim munculnya penyakit tersebut,
  4. Perhatikan dan ikuti prosedur transportasi, penyimpanan, dan pemberian vaksin sesuai dengan yang direkomendasikan oleh produsen. 
 
TEKNIK VAKSINASI PADA IKAN
           
           Secara umum vaksinasi pada ikan dapat diberikan melalui 3 (tiga) cara yaitu melalui teknik perendaman/spray, penyuntikan dan pakan/pellet.

1.      Perendaman
Perendaman dalam larutan vaksin selama beberapa detik atau menit. Teknik ini sangat ideal untuk  benih ikan dalam jumlah yang banyak. Perendaman dapat dilakukan dalam bak beton/fiberglass/akuarium/ember plastik. Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasi, dan kepadatan ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 - 200 gram/L air) pengamatan tingkahlaku ikan selama proses vaksinasi dilakukan secara cermat, apabila telihat ikan yang mengalami masalah, segera pindahkan ke air segar.
            Air bekas rendaman vaksin harus dibuang sesuai dengan rekomendasi produsen atau sesuaikan dengan jenis sediaan vaksin yang telah digunakan. Apabilan sediaan jenis in - aktif dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi organisme serta lingkungan perairan, maka air bekas rendaman vaksin tesebut dapat lansung dibuang ke saluran pembuangan.  Namun apabila jenis sediaan vaksin hidup/dilemahkan, maka air bekas rendaman vaksin harus disterilkan terlebih dahulu degan menggunakan desinfektan (misalnya klorin) selama 24 jam sebelum dibuang ke saluran pembuangan.

2. Penyuntikan
 
Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Ikan yang akan divaksin harus memiliki ukuran yang sesuai . Vaksinasi melalui penyuntikan harus dapat memastikan bahwa ikan harus nyaman selama proses vaksinasi, dan jika memungkinkan dilakukan pembiusan.
Ada dua cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu: 1) Melalui rongga perut, biasanya dilakukan dibagian perut antara sirip perut atau sedikit di depan anus dengan sudut kemiringan jarum suntik 300o, 2) Melalui ke otot/daging, biasanya dilakukan pada punggung, pada ikan yang bersisik biasanya dilakukan di sela - sela sisik ke 3-5  dari kepala dengan sudut kemiringan jarum suntik kira – kira 30 - 40o.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu