Pematangan Gonad Induk Kepiting Bakau
Pematangan Gonad Induk Kepiting Bakau
Calon Induk
Kegiatan tehnik Pembenihan dimulai
dari perolehan calon induk kepiting. Calon induk kepiting dapat diperoleh dari
alam yaitu hasil penangkapan di tambak-tambak atau perairan hutan bakau di
sepanjang pantai. Dapat juga calon induk
di dapat dari penangkapan nelayan di laut.
Kepiting yang dijadikan calon induk untuk pembenihan harus
diseleksi yang telah dewasa yaitu yang
ukuran karapasnya lebar tidak kurang
dari 10 cm dan berat tak kurang dari 100
gram untuk yang betina; yang jantan berat minimum 120 gram dan panjang karapas
12 cm atau lebih. Ini disebabkan karena kepiting jantan tumbuh lebih cepat
walaupun umurnya sama dengan yang betina.
Kepiting betina, abdomennya berbentuk
segitiga yang lebar melipat dibawah (ventral) dari dadanya. Yang jantan abdomen berbentuk segitiga yang sempit, juga
melipat di bagian ventral dada.
Betina yang tertangkap di laut
kebanyakan yang sudah dewasa dan menjelang perkawinan. Kesehatan calon induk harus
diperhatikan yaitu dipilih yang kulitnya bersih tidak ada organisme penempel
(fouling) . Anggota tubuh (kaki jalan, kaki renang, dll) lengkap dan tidak
cacat. Kelengkapan anggota tubuh ini penting dan berperan dalam keberhasilan pemijahan
dan penetasan telurnya.
Agar produksi benihnya bagus dan
telurnya banyak, kepiting betina dipilih yang berat badannya 200 gram atau lebih , panjang karapas 8 cm
dan lebar karapas 11-12 cm. Ca;on induk
jantan berat 300 gram , panjang dan
lebar karapas 8 dan 11 cm. Perbedaan
ukuran jantan dan betina ini disebabkan kepiting jantan lebih cepat tumbuh
disbanding yang betina.
Dalam proses pematangan gonad , calon
induk kepiting dipelihara didalam bak dengan kepadatan 5 ekor/M2 , dengan perbandingan jantan : betina 2 : 3.
Calon induk sebelum dimasukkan kedalam
bak pemeliharaan induk perlu di adabtasi lebih dahulu didalam bak penampungan selama 3 hari. Adaptasi ini perlu
untuk penyegaran kondisi calon induk karena pengangkutan. Kepiting yang pada
umumnya dilakukan dengan system kering (lembab) . metoda penagangkutan kepiting
hidup dengan system kering ini dimungkinkan
bila jarak angkut cukup dekat : 1-3 jam perjalanan.
2.
Pematangan
gonad
Kepiting betina agak sukar mencapai
kematangan gonad terutama diluar musim pemijahan alami. Untuk mempercepat kematangan gonad, dilakukan
tehnik ablasi tangkai mata seperti dilakukan terhadap induk udang. (Mardjono
dkk., 1992) .
Prinsip ablasi mata ialah dengan
memanfaatkan system hormonal yang terjadi pada binatang kelas Krustasea pada
umumnya, yang diungkapkan oleh Adiyodi dan Adiyodi, 1970 dalam Nurjana dkk. 1985; Mardjono dkk.1992) .
Teori ini menjelaskan bahwa pada
tangkai mata Dekapoda kelas Crustacea, terdapat kelenjar yang menghambat
pematangan gonad yang disebut organ X. .
Adanya rangsangan dari luar yang
diterima oleh susunan syaraf pusat ,
memerintahkan organ X untuk mengeluarkan hormone yang disebut “Gonade Inhibiting Hormone “ (GIH) .
GIH sebelum dilepas kedalam sirkulasi tubuh , di tampung lebih dahulu
didalam Sinus Gland yang juga terletak
pada tangkai mata . Fungsi dari GIH
secara langsung menghambat perkembangan
kelenjar hormone sex jantan (androgenic hormone) atau Ovarium pada binatang betina ; sehingga sperma pada jantan
dan /atau sel telur pada betina
terhambat perkembangannya. Dapat
pula GIH mempengaruhi perkembangan gonada secara tidak langsung yakni dengan menghambat aktifitas Y-organ. Y-organ ialah kelenjar
yang terletak pada pusat syaraf pada kepala dan juga pada thorax ; Y –organ
menghasilkan hormone GSH (Gonade Stimulating Hormone) yang fungsinya mendorong
perkembangan gonad yaitu merangsang pembentukan sperma pada individu jantan dan
pembentukan sel telur pada individu betina.
Dengan demikian jika X Organ
dihilangkan dengan cara pemotongan
tangkai mata maka GIH tidak terbentuk, berarti tidak ada yang menghambat
perkembangan telur dan sperma, berarti telur dan sperma akan cepat terbentuk .
Akibat lain yang terjadi ialah Y organ
bebas menghasilkan GSH sehingga ada rangsangan untuk pematangan gonad menjadi kuat atau
dipercepat.
Fungsi lain dari Y organ ialah berperan
pada tingkah laku birahi , mengendalikan proses penyerapan air, proses
ganti kulit dan pembentukan zat warna.
Ablasi
(pembuangan) tangkai mata (tentu termasuk juga menghilangkan bola
mata) hanya pada individu betina ,
karena individu jantan organ sex-nya mudah dapat berkembang cepat dan sempurna
secara alamiah , walaupun dipelihara didalam bak.
Uji coba telah dilakukan di Balai
Budidaya Air Payau Jepara (Mardjono
dkk.1992) mengungkapkan bahwa walaupun kepiting betina dapat matang gonad di
tambak namun laju perkembangan gonadnya lambat bila dipelihara di dalam
bak. Apabila dilakukan ablasi mata, maka
individu betina tersebut lebih cepat mengalami pematangan gonad disusul dengan proses perkawinan dan
kehamilan (pengeraman telur) , walaupun diluar musim kawin yang alamiah.
Musim pematangan gonad dan perkawinan
kepiting bakau terjadi pada musim hujan ialah pada bulan November sampai
Februari . selain bulan-bulan tsb. kepiting dapat matang gonad apabila di
ablasi mata. Namun demikian diketahui juga bahwa kepiting dapat bertelur di
berbagai bulan sepanjang tahun dibeberapa daerah, bilamana kondisi alam cukup
menimbulkan perangsang.
Metoda ablasi mata pada kepiting sama
dengan yang diterapkan pada udang windu yaitu memotong salah satu tangkai mata
(unilateral ablation) pada betina saja.
Ablasi baik dilaksanakan siang maupun
malam hari , namun dengan syarat ketika kepiting betina tidak sedang ganti
kulit , melainkan harus sedang berkulit keras; juga agar dipilih kepiting
betina yang sehat, dan tida bercacat pada anggota tubuhnya. Apabila berkulit lunak , luka karena ablasi
akan menyebabkan keluarnya banyak cairan tubuh sehingga kepiting dapat mati ;
sedangkan kecacatan dan tidak lengkapnya anggota badan akan berakibat
terganggunya proses perkawinan, kehamilan dan penetasan telur, sehingga jumlah
larva akan sedikit yang menetas.
Sumber: Rohmatun, Modul Budidaya Kepiting Bakau, Pusat Penyuluhan KP
Komentar
Posting Komentar