Panduan Penanganan Mamalia Laut Disorientasi Sebelum Terdampar
PANDUAN PENANGANAN MAMALIA LAUT DISORIENTASI SEBELUM
TERDAMPAR
Perairan Indonesia merupakan salah satu habitat dan
sekaligus juga merupakan jalur migrasi berbagai jenis spesies mamalia dari
bangsa Cetacea (paus dan lumba-lumba) dan Sirenia. Paus dan lumba - lumba
merupakan kelompok hewan akuatik yang sering terdampar di pantai-pantai
Indonesia. Panduan ini terutama membicarakan tentang penanganan kejadian
terdampar bagi paus dan lumba-lumba (termasuk lumba-lumba air tawar) karena
memang kelompok hewan ini yang memiliki kebiasaan terdampar.
Sering terdamparnya paus dan lumba-lumba di Indonesia
merupakan fenomena yang memprihatinkan. Kita masih belum tahu pasti status
populasi spesies paus dan lumba-lumba di Nusantara. Kejadian terdampar ini
disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat dan instansi terkait dalam melakukan
upaya penyelamatan dan juga disebabkan karena kurangnyakoordinasiantar lembaga
terkait. Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan mempunyai kontribusi
besarakan keselamatan mamalia laut yang terdampar tersebut, kecepatan dan
ketepatan penanganan memberikan peluang yang lebih besar bagi mamalia laut
terdampar untuk dapat kembali hidup di alam bebas.
A.
Definisi
Mamalia laut dikatakan mengalami
disorientasi apabila mamalia laut tersebut masuk ke perairan dangkal dan tidak
bisa kembali ke habitatnya secara alami. Disorientasi sering berakhir pada
kejadian terdampar, sehingga penting sekali untuk membantu agar mamalia laut
yang disorientasi dapat kembali ke laut. Begitu mereka terdampar, peluang hidup
mereka akan jauh lebih kecil, terutama untuk paus-paus berukuran besar yang
lebih sulit untuk dikembalikan ke laut.
B. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengamatan diantaranya
adalah :
·
binokuler,
·
kamera digital atau video
kamera
Binokuler dipergunakan untuk melakukan pengamatan dari
jarak jauh. Binokuler membantu identifikasi awal jenis mamalia laut tersebut,
sehingga mempermudah penanganan jika terjadi kejadian terdampar.
Kamera digital atau video kamera digunakan sebagai alat
dokumentasi, dengan menggunakan kamera digital, foto-foto dapat segera
diinformasikan secara lebih cepat kepada pihak-pihak terkait melalui media
telepon seluler atau pun media sosial lainnya (twitter, facebook, blogger, dan
lain-lain).
C. Langkah - Langkah Penanganan
Langkah-langkah penanganan yang dilakukan melihat
tanda-tanda mamalia laut yang akan terdampar adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengamatan dengan
menggunakan binokuler untuk mengamati pola pergerakan, tanda-tanda mamalia
laut, dan bila memungkinkan lakukan identifikasi awal;
2. Dokumentasikan dengan
menggunakan kamera digital atau video kamera.
3. Lakukan pencatatan awal
(spesies, panjang, jumlah, lokasi)
4. Gunakan media sosial
(misal: Facebook, Twitter, Blogger) untuk menyampaikan informasi pertama kepada
para penolong pertama (’first responders’) dan update informasi yang akurat.
5. Apabila ada tanda-tanda
bahwa mamalia laut tersebut akan terdampar, segera hubungi pihak-pihak terkait
6. Khusus untuk pesut yang
terjebak di daerah rawa, apabila air semakin surut dan semakin panas dan ruang
gerak pesut semakin sempit, maka perlu ada pemindahan pesut. Hal tersebut
dilakukan dengan mengiring pesut ke satu lokasi dangkal dimana pesut dapat
diangkat dan diletakkan diatas tandu yang telah disediakan ataupun diangkat ke
perahu yang telah diberikan matras untuk dibawah keluar dari rawa dan
dikembalikan ke sungai.
Sumber:
Materi Pelatihan Direktorat
Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Ditjen KP3K Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Komentar
Posting Komentar