Panduan Penanganan Mamalia Laut Terdampar Mati

PANDUAN PENANGANAN MAMALIA LAUT TERDAMPAR MATI

Mamalia laut yang terdampar dan mati masuk ke dalam Kode 2-5. Ada banyak jenis virus dan bakteria yang ditemukan di dalam bangkai tubuh mamalia laut yang mati. Virus dan bakteri tersebut berakibat fatal bagi manusia dan binatang peliharaan. Menyentuh mamalia laut yang mati sangat tidak disarankan untuk dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil, anak-anak atau orang yang sedang mengalami luka di tubuhnya.
Berikut beberapa alasan detail, mengapa menyentuh mamalia laut yang mati tidak disarankan untuk dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil, anak-anak ayau orang yang sedang mengalami luka di tubuhnya:
1.      Mamalia laut membawa beban tinggi parasit alami yang sangat banyak. Dari jumlah yang sangat banyak tersebut, Anisakis sp yang paling sering terlibat dalam transmisi patogen pada manusia.
2.      Paus bergigi membawa beban kontaminan lebih besar dari paus balin. Konsumsi daging dan organ (termasuk hati, ginjal, dll) paus bergigi sangat tidak dianjurkan.
3.      Daging paus bergigi berwarna gelap karena peningkatan jumlah mioglobin, berminyak dan sangat berbahaya bagi manusia.
4.      Anjing laut menelan zoonosis organisme seperti Trichinella, Leptospira, Brucella, dan Anisakis Contracaecum. Beberapa spesies seal menumpuk vitamin A dalam hati mereka, dan hal tersebut sangat berbahaya bagi manusia karena berpotensi mematikan vitaminosis dari makan hati anjing laut.
5.      Minyak yang terkandung dalam jaringan tubuh paus sperma berbahaya bagi manusia dan binatang peliharaan. Daging paus dan sperma juga, berefek pencahar pada manusia dan anjing ketika dikonsumsi. Daging ikan paus sperma tidak dianjurkan untuk konsumsi manusia.
6.      Paus pilot menumpuk organoklorin dan logam berat pada tingkat melebihi banyak spesies lain. Ini berakumulasi pada manusia dengan efek merugikan jika dikonsumsi. Olehnya. Daging paus pilot dan organnya tidak dianjurkan untuk konsumsi oleh manusia.

1.     Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam proses disposal, antara lain:
1.      Benda tajam yang dapat digunakan untuk mengeluarkan gas dari dalam tubuh mamalia laut agar tidak membengkak;
2.      Jaring yang kuat untuk membungkus tubuh bangkai mamalia laut;
3.      Tali yang kuat untuk menahan jarring tersebut;
4.      Pemberat untuk menenggelamkan bangkai mamalia laut;

2. Pendokumentasian
Pendokumentasian dapat dilakukan dengan mengisi form pelaporan kejadian terdampar dan dat morfometrik. Lengkapi dengan dokumentasi foto digital yang memperlihatkan:
a.       keseluruhan proporsi tubuh dari sisi kiri
b.      bagian kepala yag memperlihatkan proporsi letak mata, mulut dan lubang pernafasan (blow hole), bagian atas kepala
c.       ekor
(sertakan rasio pembanding dalam setiap dokumentasi)
*) Refer ke lampiran tentang data foto dan morfometrik

3 Langkah-langkah Penanganan
A. Masyarakat
1.      Yang harus dilakukan saat melakukan tindakan disposal untuk mamalia laut yang terdampar mati:
2.      CARA TERBAIK untuk melakukan disposal untuk bangkai mamalia laut yang mati adalah dengan mengembalikannya ke laut;
3.      CATAT detail jenis mamalia laut tersebut, jenis kelamin, panjang, lebar,kondisi mamalia laut saat itu, lokasi, waktu dan kondisi alamiah saat itu (angin, arus, dll);
4.      LAKUKAN pendokumentasian digital (photo, dll)
5.      Pilihan tindakan yang sesuai dengan prinsip DO NO HARM adalah menenggelamkan mamalia laut yang telah mati tersebut;
6.      TUTUPI bangkai mamalia laut tersebut dengan jaring;
7.      PINDAHKAN tubuh bangkai mamalia ke laut lepas. Minimum kedalaman 20 meter.

B.  Tim Pelaksana Disposal
1.      PASTIKAN semua anggota tim menggunakan masker, pakaian dari plastik di seluruh tubuh, serta sarung tangan plastik;
2.      PASTIKAN semua anggota tim tidak sedang dalam keadaan terluka (walaupun luka kecil) saat menangani bangkai mamalia laut tersebut;
3.      PASTIKAN semua anggota tim, baik tim penyelam yang akan melakukan disposal dan tim darat yang akan membantu membungkus dan mengikat tubuh mamalia laut tersebut dengan jaring, menggunakan pakaian plastik di seluruh tubuhnya sebelum
4.      menggunakan wetsuit, menutupi bagian wajah termasuk telinga (kecuali mulut dan mata) dengan plastik (wrapping).
5.      BILA TIM PENYELAM terpaksa harus turun membawa bangkai mamalia laut tersebut ke kedalaman 20 meter. TIM PENYELAM TIDAK MEMBUKA MASKER dan REGULATORNYA saat berada di air sekitar bangkai mamalia laut, karena air disekitar bangkai mamalia laut tersebut mengandung bakteri yang berbahaya.
6.      ANGGOTA TIM PEREMPUAN TIDAK DIPERBOLEHKAN bertugas di air untuk proses penenggelaman bangkai mamalia laut. Tubuh perempuan lebih rentan dan lebih mudah terkontaminasi bakteri di dalam air.
7.      PASTIKAN semua orang yang menyentuh bangkai mamalia laut tersebut melakukan pembersihan diri dengan mandi karbol (alkohol) untuk membersihkan bakteri dari tubuhnya. Prosedurnya adalah sebagai berikut:
·         Siramkan karbol keseluruh tubuh sebelum membuka pakaian plastik atau wetsuit;
·         Bila menggunakan wetsuit, buka wetsuit dan siramkan karbol kembali ke seluruh tubuh yang masih terbungkus wrapping plastik;
·         Lepaskan wrapping plastik dari tubuh penyelam – lakukan isolasi terhadap wrapping plastik tersebut. Selanjutnya, bakar wrapping plastik tersebut.
·         Siram kembali tubuh penyelam dengan karbol. Perhatikan daerah sekitar jari-jari tangan dan jari-jari kaki penyelam.
·         Mandi dengan air tawar bersih seperti biasa. Sangat disarankan untuk menggunakan sabun antiseptik.
·         Pakaian dalam yang dipakai untuk penyelaman ini sebaiknya di musnahkan bersama-sama dengan wrapping plastik.
·         Bersihkan semua perlengkapan selam dgn menyemprotkan karbol ke seluruh bagiannya. Setelah itu bersihkan dengan air tawar bersih dan lakukan prosedur membersihkan perlengkapan selam seperti biasa.
C. Gunakan Media Sosial (Misal: Facebook, Twitter, Blogger) Untuk Update Informasi Yang Akurat.
Untuk update informasi kejadian mamalia laut terdampar melalui media social Twitter bisa dengan mention akun Twitter @ konservasiP (Akun twitter Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan)
D.  Pengambilan Sampel
Mamalia laut yang terdampar dalam kondisi mati (Kode 2-5) memiliki nilai yang tinggi untuk ilmu pengetahuan. Beberapa informasi dapat digali dengan pengambilan sampel kulit, daging, hati, lemak, ginjal, gigi, telinga, dll). Partisipasi dalam pengumpulan sampel dalam kejadian terdampar sangat penting. Berikut prosedur pengambilan sampel untuk mamalia laut yang sudah mati.
1. Pengambilan Sampel Kulit
Jaringan kulit dapat menjadi sumber sampel DNA dari mamalia laut. Meski tidak seefektif informasi dari jaringan lain, namun sampel kulit adalah sampel yang paling memungkinkan untuk didapatkan terkait kode etik terutama ketika individu masih hidup.

ΓΌ Alat dan bahan:
·      Masker dan sarung tangan plastik
·      Wadah (botol kaca/plastik yang cukup kuat)
·      Dissecting set/ alat bedah (pisau/gunting yang tajam)
·      Ethanol atau alkohol 96%
·      Alkohol 70%
ΓΌ Langkah:
1.        Pakailah masker dan sarung tangan
2.        Cuci alat bedah sebelum dan setelah digunakan untuk setiap individu dengan alkohol 70%
3.        Amati permukaan kulit mamalia laut yang terdampar, jika ada kulit yang mengelupas dapat diambil sebagai sampel.. atau..
4.        Sayat jaringan kulit mamalia laut di bagian ekor atau yang mudah terjangkau (sekitar 1cm x1cm)
5.        Masukkan sampel jaringan kulit ke dalam wadah dan rendam dalam ethanol/ alkohol 96%
6.        Simpan dlm pendingin (freezer)
2.  Pengambilan Sampel Daging (Otot)
Daging / jaringan otot dapat menjadi sumber sampel DNA yang lebih baik dari kulit. Karenanya sampel jaringan otot lebih diutamakan ketika individu tidak berhasil diselamatkan/mati.
ΓΌ Alat dan bahan:
·      Masker dan sarung tangan plastik
·      Jas hujan (untuk melindungi seluruh tubuh dari cipratan darah dll)
·      Cup sampel DNA atau Wadah kecil (botol kaca/plastik yang cukup kuat) (Vol min. 1 ml)
·      Dissecting set/ alat bedah (pisau/gunting yang tajam)
·      Ethanol atau alkohol 96%
·      Alkohol 70%
ΓΌ Langkah:
1.    Pakailah masker dan sarung tangan
2.    Cuci alat bedah sebelum dan setelah digunakan untuk setiap individu dengan alkohol 70%
3.    Sayat mamalia laut di bagian ekor atau yang mudah terjangkau hingga menemukan daging (otot) yang berwarna merah (kira-kira seujung kuku)
4.    Masukkan sampel jaringan otot ke dalam wadah dan rendam dalam ethanol/ alkohol 96%
5.    Simpan dalam pendingin (freezer)
3.Pengambilan Sampel Lemak (Blubber)
Umumnya mamalia laut memiliki lapisan lemak tebal dibawah kulitnya, yang disebut blubber. Jaringan lemak ini dapat dianalisa kandungan kimia organiknya untuk mengetahui adanya akumulasi unsur organik maupun logam yang mungkin terakumulasi selama individu mamalia tersebut hidup. Sehingga kita dapat melihat apakah ada pengaruh cemaran zat tertentu yang mungkin mengganggu atau bahkan mungkin menyebabkan kematian individu terkait.
ΓΌ Alat dan bahan:
·      Masker dan sarung tangan plastik
·      Jas hujan (untuk melindungi seluruh tubuh dari cipratan darah dll)
·      Wadah kaca (min Vol. 100ml) Perhatian: sampel lemak tidak boleh bersentuhan dengan bahan organik lain seperti plastic
·      Alumunium foil
·      Dissecting set/ alat bedah (pisau/gunting yang tajam)
·      Alkohol 70%
ΓΌ Perhatian: sampel lemak (blubber) tidak boleh direndam larutan alkohol
Langkah:
1.    Pakailah masker, sarung tangan, dan jas hujan
2.    Cuci alat bedah sebelum dan setelah digunakan untuk setiap individu dengan alkohol 70%
3.    Sayat mamalia laut di bagian ekor atau yang mudah terjangkau untuk menemukan lapisan lemak/blubber berwarna putih yang terletak dibawah kulit (kira-kira 20gr)
4.    Masukkan sampel jaringan lemak ke dalam wadah kaca, jika tidak ada wadah kaca gunakan alumunium foil untuk membungkus sampel sebelum dimasukkan dalam wadah.
5.    Simpan dlm pendingin (freezer)
4 Pengambilan Sampel Hati (hepar)
Seperti jaringan lemak, jaringan dari organ hati/hepar juga dapat dianalisa kandungan kimia organiknya untuk mengetahui adanya akumulasi unsur organik maupun logam yang mungkin terakumulasi selama individu mamalia tersebut hidup. Sehingga kita dapat melihat apakah ada pengaruh cemaran zat tertentu yang mungkin mengganggu atau bahkan mungkin menyebabkan kematian individu terkait.
ΓΌ Alat dan bahan:
·      Masker dan sarung tangan plastik
·      Jas hujan (untuk melindungi seluruh tubuh dari cipratan darah dll)
·      Wadah kaca (min Vol. 100ml) Perhatian: sampel lemak tidak boleh bersentuhan dengan bahan organik lain seperti plastik
·      Alumunium foil
·      Dissecting set/ alat bedah (pisau/gunting yang tajam)
·      Alkohol 70% Perhatian: sampel hati(hepar) tidak boleh direndam larutan alkohol


ΓΌ Langkah:
1.    Pakailah masker, sarung tangan, dan jas hujan
2.   Cuci alat bedah sebelum dan setelah digunakan untuk setiap individu dengan alkohol 70%
3.   Sayat mamalia laut di bagian perut/abdomen, temukan hati/ hepar dan sayat kira-kira 20gr
4.    Masukkan sampel jaringan hati/hepar ke dalam wadah kaca, jika tidak ada wadah kaca gunakan alumunium foil untuk membungkus sampel sebelum dimasukkan dalam wadah
e. Simpan dlm pendingin (freezer)

5. Pengambilan Sampel Gigi
Beberapa jenis mamalia laut memiliki gigi. Gigi dapat berperan penting untuk identifikasi jenis dan umur, sehingga penting untuk dikoleksi.
ΓΌ Alat dan bahan:
·      Masker dan sarung tangan plastik
·      Jas Lab (Full-body) atauJas hujan (untuk melindungi seluruh tubuh dari cipratan darah dll)
·      Wadah
·      Dissecting set/ alat bedah (pisau yang tajam)
ΓΌ Langkah:
1.      Pakailah masker, sarung tangan, dan jas hujan
2.      Jika tidak dapat mengkoleksi seluruh gigi maka utamakan set gigi dari rahang bawah sebelah kiri.
3.      Pisahkan gigi dan bersihkan dari jaringan lainnya
4.      Jemur untuk mengeringkan sampel
5.      Simpan dalam wadah, bila dapat lengkapi dengan silica gel


6. Penanganan Bangkai
Saat mamalia laut ditemukan dalam keadaan mati di air dangkal, misalnya di pantai, masalah utama yang akan timbul adalah bagaimana cara terbaik untuk disposal tubuh mamalia laut tersebut. Pada saat mamalia laut tersebut terdampar mati, proses dekomposisi sudah terjadi di dalam tubuh mamalia laut tersebut. Proses dekomposisi tersebut menyebabkan bakteri yang telah ada dalam tubuh (termasuk kulit) mamalia laut tersebut menyebar. Hal ini sangat berbahaya, utamanya bagi manusia, yang menjadikan mamalia laut yang terdampar dalam keadaan mati sebagai objek. Manusia memiliki kecenderungan untuk melukai dan mutilasi mamalia laut yang mati terdampar tanpa menyadari bahwa hal tersebut berakibat negatife bagi kesehatannya. Semakin lama mamalia laut tersebut mati terdampar maka akan semakin berbahaya bagi manusia dan binatang peliharaan.
Cara disposal yang disarankan adalah:

1. Ditenggelamkan di laut lepas (sea burial);
Cara tradisional disposal tubuh mamalia laut yang mati dengan menenggelamkan di laut lepas sekurangnya pada kedalaman 20 meter, kemudian gas dari dalam tubuhnya dikeluarkan, dan diberikan pemberat agar tenggelam. Cara ini diyakini lebih efektif dan mengadopsi prinsip DO NO HARM untuk manusia dan lingkungan. Tubuh mamalia laut yang ditenggelamkan berkontribusi positip terhadap kesehatan ekologi dasarlaut. Tubuh mamalia laut tersebut merupakan sumber makanan bagi biota lain.
Langkah – langkah melakukan penenggelaman di laut lepas :
1.      TUTUPI bangkai mamalia laut tersebut dengan jaring;
2.      PINDAHKAN tubuh bangkai mamalia ke laut lepas. Minimum 1 mil dari pantai;
3.      TUSUK di bagian perut dan bagian bagian tubuh yang lain agar MENGELUARKAN GAS sehingga bangkai tersebut tidak gembung dan meledak;
4.      BERIKAN PEMBERAT sesuai kebutuhan bangkai mamalia tersebut. Misal; Sperm whale seberat 3 ton membutuhkan kurang lebih 5 sampai 6 Ton pemberat agar dapat tenggelam;
5.      TENGGELAMKAN mamalia laut tersebut di minimum kedalaman 20 meter di bawah air.
6.      BERI TANDA LOKASI penenggelaman agar proses dekomposisi dapat dipantau.

2. Dibakar
Masyarakat Bali melakukan proses disposal bangkai mamalia laut dengan cara dibakar, selain sesuai dengan budaya setempat juga mempercepat proses disposal.

3. Ditanam di tanah/pantai (land burial);
Menguburkan tubuh mamalia laut yang mati di pantai adalah praktik yang paling sering dilakukan saat ini. Banyak masyarakat yang menghubungkan dengan budaya setempat sebagai penghormatan kepada mamalia laut. Ann Bui (MAppSc, 2009) Auckland University of Technology, dalam tesisnya tentang “Beach burial of cetaceans: implications for conservation, and public health and safety”, mengemukakan berbagai masalah konservasi dan kesehatan masyarakat yang dapat ditimbulkan dari praktik menanam bangkai mamalia laut di pasir/tanah. Ada banyak jenis virus dan bakteria yang ditemukan di dalam tubuh mamalia laut yang mati. Saat proses dekomposisi di dalam tanah berlangsung, virus dan bakteri ini akan menghasilkan species cacing baru yang berbahaya bagi manusia dan binatang peliharaan.
INGAT: Bangkai mamalia laut mengandung bakteri berbahaya bagi tubuh manusia dan binatang peliharaan. Sedapat mungkin kurangi kontak langsung dengan bangkai mamalia laut. Untuk Tim Pelaksana Proses Disposal, SELALU PATUHI STANDAR KESELAMATAN

Sumber:

Materi Pelatihan  Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Ditjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prinsip Pengemasan Produk Berbahan Nabati dan Hewani

Mengenal Ikan Betutu