Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Penyakit Infeksius Pada Ikan Kerapu

JENIS PENYAKIT INFEKSIUS PADA IKAN KERAPU Salah satu permasalahan yang timbul pada budidaya ikan kerapu adalah terjadinya penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Pada ikan kerapu yang mati biasanya banyak ditemukan penyakit (bakteri, parasit, jamur dan virus).   Ikan yang terserang suatu penyakit menjadi tidak normal karena salah satu atau beberapa organ tubuhnya terganggu atau mengalami perubahan baik secara struktural maupun secara fungsional. Sumber penyakit terdiri dari virus, bakteri, parasit dan sumber lain yaitu kekurangan nutrisi dan menurunnya kualitas air           Penyebab penyakit dibagi dalam dua golongan yaitu non hayati yang bersifat non infeksius dan hayati yang bersifat infeksius. Penyebab penyakit non hayati terutama perubahan kualitas air seperti perubahan kadar oksigen, temperatur, pH, salinitas, biotoksin (toksin alga, zooplankton, mikotoksin), adaya pollutan, kepadatan tinggi, pakan yang kurang tepat, kekurangan vitamin dan kelainan genetik. Penyebab p
Teknik Budidaya Polikultur Yang Terintegrasi Teknik budidaya polikultur yang terintegrasi adalah teknik budidaya beberapa komoditas perikanan dalam satu petak tambak yang terintegrasi dengan waktu penebaran dengan waktu panen secara bertahap dalam periode waktu tertentu. Komoditas yang dipelihara dengan teknik adalah udang windu, udang bandeng dan rumput laut. Padat tebar udang windu dan ikan bandeng yang digunakan adalah sedikit dan lama waktu pemeliharaan hingga 7 bulan, sehingga ukuran panen udang windu dan ikan bandeng akan lebih besar dan harga jualnya lebih mahal. Inilah yang membedakan teknik polikultur terintegrasi dengan polikultur biasa. Manfaat polikultur terintegrasi adalah: (1). Pemanfaatan lahan tambak secara lebih optimal dan produktif, (2) saling menguntungkan dalam proses budidaya, (3) menjaga keseimbangan lingkungan, (4) mengurangi resko gagal panen dan kerugian fatal secara ekonomi, (5) pembudidaya bisa mengdapatkan penghasilan rutin setiap bulan dari hasi

Teknik Penetasan Artemia

Gambar
TEKNIK PENETASAN ARTEMIA Artemia merupakan pakan alami yang banyak digunakan dalam usaha pembenihan ikan dan udang, karena kandungan nutrisinya baik. Akan tetapi di perairan Indonesia tidak atau belum ditemukan Artemia, sehingga sampai saat ini Indonesia masih mengimpor Artemia. Walaupun pakan buatan dalam berbagai jenis telah berhasil dikembangkan dan cukup tersedia untuk larva ikan dan udang, namun Artemia masih tetap merupakan bagian yang esensial sebagai pakan larva ikan dan udang diunit pembenihan. Artemia dapat hidup di perairan yang bersalinitas tinggi antara 60 - 300 ppt dan mempunyai toleransi tinggi terhadap oksigen dalam air. Oleh karena itu artemia ini sangat potensial untuk dibudidayakan di tambak- tambak tambak yang bersalinitas tinggi di Indonesia. Budidaya artemia mempunyai prospek yang sangat cerah untuk dikembangkan. Baik kista maupun biomasanya dapat diolah menjadi produk kering yang memiliki ekonomis tinggi guna mendukung usaha budidaya udang dan ikan. Penet