Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Teknologi Akuakultur Jawaban Hadapi Tantangan Krisis Air dan Pangan

TEKNOLOGI AKUAKULTUR JAWABAN HADAPI TANTANGAN KRISIS AIR DAN PANGAN Momen hari air sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 22 Maret, menjadi titik balik untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya sumberdaya air bagi kehidupan, sekaligus menyampaikan fakta bahwa kekhawatiran terjadinya krisis air, memang bukan isapan jempol semata. Perubahan iklim dan lingkungan global yang dipicu oleh efek pemanasan global (global warming) telah memberikan dampak penurunan kualitas lingkungan yang begitu cepat. Kondisi ini kemudian diperparah oleh tindakan eksploitatif manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan tanpa mengindahkan supportive carrying capacity. Dua hal ini, menjadi akar penyebab masalah yang dihadapi oleh berbagai negara di belahan dunia, khususnya resiko terjadinya krisis air yang menjadi penopang utama kehidupan masyarakat di muka bumi. Permasalahan keterbatasan sumberdaya air, telah secara langsung memberikan dampak negatif terhadap penurunan produktivitas sum

Teknologi Biokonversi “Limbah Menjadi Berkah”

Teknologi Biokonversi “Limbah Menjadi Berkah” Teknologi Biokonversi ( Biokonversi  adalah sebuah proses yang mampu mengubah bahan organik menjadi produk lain yang berguna dan memiliki nilai tambah dengan memanfaatkan proses biologis dari mikroorganisme dan enzim (Hardjo et al., 1989)) yang terus kami geluti dan dalami untuk menjawab berbagai permasalahan dalam dunia peternakan dan lingkungan hidup. Beberapa masalah hari ini dapat diselesaikan dalam satu langkah cerdas melalui teknologi Biokonversi dengan menggunakan BSF, langkah kongkrit yang telah kami lakukan dalam menjawab permasalahan ini di Indonesia yaitu pemanfaatan sampah organik. Hari ini telah lahir 400 lebih rekan-rekan Koloni BSF Indonesia yang tersebar di hampir seluruh propinsi di Indonesia. 100 orang baru sedang dipersiapkan untuk bergabung dengan rekan-rekan sebelumnya untuk menerapkan teknologi bikonversi. Jika setengahnya saja dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, aktifitas biokonversi ini da

GENJOT PAKAN MANDIRI, KKP AKAN OPTIMALKAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

GENJOT PAKAN MANDIRI, KKP AKAN OPTIMALKAN   PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT Mulai tingginya minat penggunaan pakan ikan mandiri menuntut pemenuhan kebutuhan bahan baku pakan secara kontinyu. Kondisi ini masih menjadi tantangan para pelaku usaha pakan mandiri di beberapa daerah. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Kampar, Riau. Selasa (20/3). Sebagaimana diketahui, Kabupaten Kampar merupakan sentra budidaya patin nasional dan memberikan kontribusi besar terhadap produksi nasional. "Pada beberapa daerah memang masih ada kendala dalam penyediaan alternatif bahan baku pakan yang efisien. Sebenarnya bukan karena bahan baku yang langka, tapi lebih pada belum optimalnya sistem logistik pakan, utamanya konektivitas dari sumber bahan baku ke unit usaha pakan mandiri. Ini yang akan kita cari jalan keluarnya", jelas Slamet saat mengunjungi kelompok pakan mandiri mutiara feed Kab. Kampar. Jalan keluarnya,

Lestarikan Sidat, ‘Belut Bertelinga’ Bernilai Ekonomi Tinggi

Lestarikan Sidat, ‘Belut Bertelinga’ Bernilai Ekonomi Tinggi Jakarta – Pernahkah Anda menikmati ikan sidat? Ikan dengan rasa lezat nan khas ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Tak heran kemudian banyak yang menggemari. Di Jepang bahkan ikan sidat diolah menjadi makanan khas Jepang bernama Kabayaki. Tak tanggung-tanggung, setiap tahun masyarakat Jepang menggelar acara makan sidat yang disebut ‘Doyo No Ushi Nohi’. Di Indonesia, sidat yang sekilas mirip dengan belut ini banyak ditemukan di sungai-sungai yang mengalir menuju laut dalam seperti di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Maluku, Sulawesi dan Papua. Dengan panjang tubuh hampir sama dengan belut, yaitu 50-125 cm, sidat memiliki sirip dada, sirip punggung, dan sirip dubur yang sempurna yang menyerupai daun telinga sehingga disebut juga sebagai belut bertelinga. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi later

Fermentasi Ampas Tahu Untuk Pakan Ikan Berprotein Tinggi

Fermentasi Ampas Tahu Untuk Pakan Ikan Berprotein Tinggi Tahu sebagai lauk pauk dan makanan kecil yang bergizi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dengan memiliki kandungan protein yang tinggi tetapi pada ampas tahupun masih memiliki kegunaan yang cukup baik bagi ikan. Kedelai merupakan bahan dasar pembuatan tahu. Kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu ini, tidak kesemua bagiannya dapat diolah menjadi tahu. Bagian kedelai yang tidak dapat diolah menjadi tahu, disebut ampas tahu. Di industri–industri tahu, ampas tahu dianggap limbah dan tidak memilliki nilai ekonomis, sehingga banyak sekali industri tahu yang membuang ampas tahu dsembarang tempat tanpa ada pengolahan lebih lanjut yang dapat meningkatkan harga jual ampas tahu. Hal inilah yang kemudian hari menimbulkan masalah sosial yang seakan susah untuk terselsaikan. Padahal dengan melakukan pengolahan lebih lanjut, ampas tahu akan menjadi barang yang sangat berguna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ampa