Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015
Teknik Pemeliharaan Induk Dan Ablasi Mata Kepiting Bakau   A.         Pemeliharaan Induk 1.          Media pemeliharaan Air media pemeliharaan dengan kadar garam 30-32 ppt yang sebelumnya disaring lebih dahulu dengan saringan pasir   (sand filter) sebagaimana lazimnya pada hatchery untuk udang.   pH air berkisar 7,5 -8,5 . DO 5-7 ppt. Dasar bak pemeliharaan induk kepiting perlu diberikan lapisan lumpur yang sebelumnya sudah di bersihkan dan disterilkan dengan cara di rebus   sampai mendidih , lalu didinginkan. Percobaan yang telah dilakukan membuktikan bahwa, induk kepiting yang dipelihara di bak yang tanpa substrat berupa dasar lumpur, hasil perkembangan telurnya kurang baik, sedikit dan daya tetas kurang. (Rusdi dkk.,1998). 2.          Pakan Pakan untuk calon induk dan induk kepiting ialah cacahan   daging ikan, cumi-cumi yang masih segar. Pengalaman di BBAP Jepara menunjukkan bahwa cumi-cumi harus diutamakan, karena baik untuk merangsang perkembangan gonad bag

Pematangan Gonad Induk Kepiting Bakau

Pematangan   Gonad Induk Kepiting Bakau           Calon Induk Kegiatan tehnik Pembenihan dimulai dari perolehan calon induk kepiting. Calon induk kepiting dapat diperoleh dari alam yaitu hasil penangkapan di tambak-tambak atau perairan hutan bakau di sepanjang pantai.   Dapat juga calon induk di dapat dari penangkapan nelayan di laut.   Kepiting yang dijadikan calon induk untuk pembenihan harus diseleksi   yang telah dewasa yaitu yang ukuran karapasnya lebar   tidak kurang dari 10 cm   dan berat tak kurang dari 100 gram untuk yang betina; yang jantan berat minimum 120 gram dan panjang karapas 12 cm atau lebih. Ini disebabkan karena kepiting jantan tumbuh lebih cepat walaupun umurnya sama dengan yang betina. Kepiting betina, abdomennya berbentuk segitiga yang lebar melipat dibawah (ventral) dari dadanya. Yang jantan   abdomen berbentuk segitiga yang sempit, juga melipat di bagian ventral dada. Betina yang tertangkap di laut kebanyakan yang sudah dewasa dan

Tempat dan Wadah Pemeliharaan Kepiting Bakau

Tempat dan wadah pemeliharaan  1.        Lokasi Panti Pembenihan Kepiting Bakau   harus berlokasi di dekat pantai karena memerlukan air sebagai media kehidupan larva   ialah air payau dengan kadar garam 25-35 ppt.; pH 7,5 – 8,5.   Perlu adanya sumber air tawar yang jernih dan   kuntitasnya mencukupi.Kegunaan air tawar ini untuk memcuci bak dan peralatan, untuk keperluan para pekerja sehari-hari .dan untuk mengencerkan kadar garam pada air media pemeliharaan itu sendiri bila diperlukan.   Persyaratan lain seperti, bebas pencemaran , mudah dijangkau oleh akses komunikasi (jalan ) dan fasilitas yang mudah dan murah (listrik, tenaga kerja). Memungkinkan untuk berproduksi sepanjang tahun ( minimal 8 bulan/tahun) .Bebas bencana alam dan   sesuai dengan Rencana Tata Ruang Daerah, sehingga tidak tumpang tindih dengan peruntukan pembangunan lainnya. Bebas dari gangguan keamanan pada umumnya Persyaratan tsb adalah lazim dibutuhkan oleh sesuatu Panti Pembenihan berbagai komodit