Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Teknologi Produksi Benih Udang Windu Unggul dengan Aplikasi Probiotik Alteromonas sp BY-9 dan Bacillus cereus (BC)

Gambar
Teknologi Produksi Benih Udang Windu Unggul dengan Aplikasi Probiotik Alteromonas sp BY-9 dan Bacillus cereus (BC) Teknologi produksi benih udang windu unggul melalui aplikasi probiotik bertujuan menghasilkan benih berukuran seragam, tumbuh cepat, dan bebas WSSV yang dalam proses produksinya tanpa pemakaian antibiotik. Aplikasi teknologi ini di panti perbenihan  diharapkan menghasilkan benur windu unggul yang dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya secara tepat mutu, jumlah, harga, ukuran, waktu, dan tempat. Rincian Dan Aplikasi Teknis/Persyaratan Teknis Yang Dapat  Dipertanggungjawabkan 1. Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi Mengingat bahwa teknologi produksi benih udang windu unggul merupakan salah satu dari serangkaian teknologi produksi benih di hatchery, maka keberhasilan penerapan teknologi ini sangat tergantung pada segala aspek ketersediaan sarana dan prasarana unit perbenihan seperti pemilihan lokasi, desain perbenihan, pengolahan air, biosekuriti, penanganan

Teknik Budidaya Udang Galah Intensif

Teknik Budidaya Udang Galah Intensif Intensifikasi budidaya udang galah merupakan rangkaian kegiatan budidaya udang galah dengan padat tebar tinggi sebagai upaya memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan menjadikan budidaya lebih efektif dan efisien. Rincian dan Aplikasi Teknis/Persyaratan Teknis 3.1 Persyaratan Teknis Penerapan teknologi Budidaya udang galah intensif menggunakan sistem aerasi kincir dan blower secara terus menerus untuk mensuplai oksigen terlarut yang dibutuhkan udang pada kepadatan tinggi. Sehingga budidaya intensif hanya bisa dilakukan di tempat yang sudah terjangkau Pembangkit Tenaga Listrik untuk menggerakkan alat-alat listrik tersebut. 3.2 Standar Prosedur Operasional Kegiatan produksi udang galah mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) Pembesaran Udang Galah (BBPBAT Sukabumi, 2012). 1) Persiapan Kolam a. Rendam selter dengan larutan kapur 1.000 ppm selama 1 hari. b. Pasang pipa outlet, siram seluruh permukaan kolam dengan larutan

Aplikasi Vaksin MycofortyVac untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis Pada Budidaya Ikan Gurame

Gambar
Aplikasi Vaksin MycofortyVac untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis Pada Budidaya Ikan Gurame Pengembangan vaksin Mycobacterium fortuitum untuk pencegahan penyakit mycobacteriosis pada ikan gurami di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) telah dimulai sejak tahun 2009. Saat ini telah diperoleh isolat kandidat,  teknologi produksi skala laboratorium, serta potensi dari vaksin tersebut untuk pencegahan penyakit pada ikan air tawar. Dalam rangka pemanfaatan jenis vaksin tersebut di masyarakat, beberapa informasi teknis yang terkait dengan standarisasi vaksin tersebut harus diketahui dengan jelas sehingga dapat diterima secara ilmiah, hukum dan memenuhi standar produk vaksin. 2. Pembuatan Vaksin Preparasi sediaan vaksin menggunakan isolat kode 31 hasil penelitian sebelumnya. Sebanyak 0,2 ml bakteri M. fortuitum dikultur ke dalam 1 petri media Sauton agar dengan inkubasi selama 72 jam pada suhu 37°C. Sebanyak 3 petri kultur M. fortuitum disuspensika

Teknik Pendederan Benih Ikan Gurame (Osphronemous gouramy) Melalui Penumbuhan Pakan Alami di Kolam

Gambar
Teknik Pendederan Benih Ikan Gurame (Osphronemous gouramy) Melalui Penumbuhan Pakan Alami di Kolam Tujuan penerapan teknologi ini adalah untuk menekan biaya produksi benih dan mengurangi waktu pemeliharaan, meningkatkan pendapatan dan mempercepat siklus produksibenih ikan gurami. Pendederan ikan gurami biasanya dilakukan setelah pemeliharaan larva di hatchery (akuarium) sampai umur 12 hari, sebelum di tebar untuk tahap pendederan I. Metode tersebut sangat tergantung dengan ketersediaan pakan alami berupa artemia (impor) dan cacing tubifek yang didapat dari alam. Persiapan kolam yang baik dan memanfaatkan limbah organik kotoran ayam kering untuk menumbuhkan Moina sp di kolam dapat menguarngi alokasi belanja pakan alami larva, penebaran bisa dipercepat dan hasil akhir lebih menguntungkan. Manfaat penerapan teknologi ini dapat diaplikasikan oleh petani ikan yang memiliki kolam untuk meningkatkan pendapatan, memperpendek siklus produksi benih dan dapat mengurangi nilai impor artemia