Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Teknologi Produksi Benih Patin Siam (Pangasianodon hypophthalamus) di Kolam

Gambar
Teknologi Produksi Benih Patin Siam (Pangasianodon hypophthalamus) di Kolam Tujuan penerapan teknologi ini adalah dapat memproduksi benih patin siam (Pangasianodon hypophthalmus) yang berkualitas baik dan efisien tanpa menggunakan cacing tubifex sp. Ketersediaan cacing Tubifex sp sangattergantung terhadap cuaca dan jumlahnya juga terbatas. Manfaat penerapan teknologi ini yaitu benih patin siam dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan di daerah daerah dimana cacing Tubifex sp sulit diperoleh. Selain itu, benih yang dihasilkan dari teknologi ini lebih berkualitas karena larva mendapatkan pakan alami yang cukup dan juga sudah beradaptasi dengan lingkungan kolam. Rincian Dan Aplikasi Teknis/Persyaratan Teknis 1. Persaratan Teknis Penerapan Teknologi Persyaratan teknis agar teknologi ini dapat dilakukan yaitu para pembenih harus memiliki kolam dengan sumber air yang layak. Sumber air yang layak yaitu jumlahnya relatif banyak dengan kualitas yang sesuai untuk pemeliharaan

Aplikasi PATO-AERO 1 P23 untuk Pencegahan Penyakit Motile Aeromonas septicerna Pada Budidaya Ikan Lele

Gambar
Aplikasi PATO-AERO 1 P23 untuk Pencegahan Penyakit Motile Aeromonas septicerna Pada Budidaya Ikan Lele Penggunaan beberapa antibiotik potensial untuk pengendalian penyakit ikan sudah tidak diperbolehkan lagi, oleh sebab itu untuk menuju pada sistem pengendalian penyakit yang ramah lingkungan maka probiotik dipandang sebagai langkah alternatif yang berperan sebagai kontrol biologis agar diperoleh produk perikanan yang sehat dan aman. Hal ini penting karena ikan sebagai komoditas ekspor harus memenuhi persyaratan global yang menuntut 4 sehat, yaitu 1. sehat proses produksi, 2. Sehat lingkungan budidaya, 3. sehat ikan, dan 4. sehat produk. Kunci untuk dapat memenuhi keempat kondisi tersebut adalah: penerapan program pengelolaan kesehatan ikan secara terintegrasi dan ramah lingkungan. Salah satu cara pengelolaan kesehatan ikan yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan bakteri probiotik. Gomez (1988) dalam Suratiningsih (2005) menyatakan bahwa bakteri probiotik merupakan mikrob

Aplikasi MinaGrow dan Vaksin Hydrovac Pada Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias SP)

Aplikasi MinaGrow dan Vaksin Hydrovac Pada Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias SP) Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian protein rekombinan dan vaksin pada pertumbuhan ikan Lele Sangkuriang, menigkatkan produksi lele serta memingkatkan pendapatan pembudidaya lele. Rincian Dan Aplikasi Teknis/Persyaratan Teknis Yang Dapat Dipertanggungjawabkan 1. Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi v   Lokasi kolam harus terbebas dari banjir dan pengaruh pencemaran v   Sumber air harus tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun. v   Tersedia sumber air: air sumur dangkal/dalam, air hujan, irigasi teknis (filtrasi awal) v   Kualitas air pembesaran suhu 25-30 ⁰ C; pH6,5-8,5; DO >4mg/L; amoniak <0,01mg/L; v   kecerahan 25-50 cm. 2. Gambaran/uraian teknologi dan cara penerapa teknologi v   persiapan kolam yang akan digunakan untuk kegiatan berupa perbaikan kolam, pengeringan, pengapuran dengan dosis 25-50gram/m2, pengisian air setingg

Produksi Benih Grasscarp dengan Kombinasi Pemijahan Buatan dan Metode Induksi

Gambar
Produksi Benih Grasscarp dengan Kombinasi Pemijahan Buatan dan Metode Induksi Tujuan Dan Manfaat Penerapan Teknologi Tujuan teknologi ini adalah memaksimalkan tingkat keberhasilan pemijahan ikan grass carp. Manfaat dari teknologi ini adalah meningkatkan hasil produksi benih grasscarp. Rincian dan aplikasi teknis/persyaratan teknis yang dapat Dipertanggungjawabkan 1. Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi dilengkapi oleh adanya :                   Kolam beton dengan debit volume air yang deras          Kisaran suhu air kolam 25-32 o C.          Sarana listrik          Aerasi 2. Uraian secara lengkap dan detail SOP, mencakup: a. Gambaran/uraian/rincian teknologi 1. Pemeliharaan Induk Induk ikan grasscarp jantan dan betina dipelihara secara terpisah. Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan komersiil (pakan apung) dengan kandungan protein >45% dengan persentase 3% dari biomassa induk. Frekuensi pemberian pakan komersiil 2 kali sehari yaitu pada pa